Studi Ungkap Jenis Auman Baru Singa Afrika, Seperti Apa Suaranya?

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Jenis Auman Baru Singa Afrika, Seperti Apa Suaranya?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Selasa, 02 Des 2025 10:00 WIB
This handout picture taken on October 21, 2012 and released on July 28, 2015 by the Zimbabwe National Parks agency shows a much-loved Zimbabwean lion called
Foto: Ilustrasi singa (AFP/-)/Singa Afrika
Jakarta -

Sebuah studi yang terbit di Jurnal Ecology and Evolution pada 20 November 2025 mengungkapkan, singa Afrika memiliki jenis auman baru. Seperti apa dan bagaimana cara mengetahui auman baru singa Afrika?

Selama ini, auman singa Afrika yang diketahui hanya satu. Terbaru, penelitian menunjukkan jika singa Afrika memiliki dua jenis auman, yaitu auman menengah atau intermediate dan auman penuh atau full-throated.

Jenis auman Afrika yang selama ini dikenal yaitu suara keras yang menggelegar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Raungan yang menggelegar adalah ledakan suara. Keras, kompleks, dan bernada lengkung," ujar penulis utama studi Jonathan Growcott , seorang mahasiswa doktoral matematika dan statistik di University of Exeter di Inggris, dikutip dari Live Science.

ADVERTISEMENT

Raungan 'Perantara' yang Berbeda

Para peneliti mengidentifikasi jenis auman baru sebagai raungan 'perantara'. Berbeda dari sebelumnya yang keras, raungan ini lebih datar.

"Raungan perantara berbeda karena suaranya lebih datar dan variasinya lebih sedikit," kata Growcott.

Untuk menemukan jenis auman baru, peneliti berhasil merekam 3.149 vokalisasi singa Afrika. Peneliti menggunakan sebanyak 50 mikrofon rakitan khusus yang dipasang di Taman Nasional Nyerere Tanzania dan memasang kalung sensor akustik kepada lima ekor singa yang berada di kawasan Cagar Alam Lembah Bubye, Zimbabwe.

Setelah mendapat rekaman suara singa, para ilmuwan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis suara tersebut, dan menemukan adanya auman perantara tadi.

AI Membantu Menganalisis Jenis Auman Baru

Growcott mengungkapkan jika mereka tidak menggunakan AI dalam tahapan analisis vokalisasi singa, maka hasilnya akan selalu subjektif. Hasilnya menunjukkan singa mengeluarkan banyak suara-suara lain seperti, geraman, dengusan, erangan dan suara meong.

Namun, hanya auman penuh yang dapat diidentifikasi karena suara tersebut memiliki ciri khas unik. Para ilmuwan menganggap penting untuk mengekstrak informasi sebanyak-banyaknya dari auman yang berhasil direkam, untuk kemudian diidentifikasi lanjut.

Dengan memanfaatkan model AI, memungkinkan para peneliti untuk mengelompokkan vokalisasi singa Afrika, jauh lebih akurat sebesar 95%, sehingga menghilangkan bias saat peneliti merincikan karakteristik suara singa secara manual.

"Metode baru ini, yang membuktikan bahwa auman perantara itu ada dan berbeda dengan auman penuh, merupakan langkah awal yang penting untuk memastikan konsistensi dalam memilih auman penuh," ungkap Growcott.

Penemuan jenis auman ini, kata peneliti, penting mengubah upaya pemantauan dan konservasi satwa liar. Terutama untuk singa Afrika yang terancam punah.

Berdasarkan Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature), singa Afrika rentan akan kepunahan dan yang tersisa di alam liar hanya sekitar 23.000. Metode tradisional yang digunakan untuk mengukur populasi seperti kamera jebak dan survei jejak, dianggap kurang akurat dibanding survei akustik.

"Saya berharap bahwa penggunaan data prediksi suara gemuruh yang menggelegar akan menghasilkan estimasi kepadatan populasi akustik yang lebih akurat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai kebutuhan mendesak konservasi," tutur Growcott.

Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads