Penelitian yang dipimpin ilmuwan dari Institut Biologi Chengdu (CIB) berhasil menemukan spesies baru kadal gunung di hulu sungai Dadu, Pegunungan Hengduan, China. Kadal tersebut berukuran sangat kecil hanya sekitar 6,5 hingga 7,5 cm.
Spesies kadal kecil baru tersebut adalah Diploderma bifluviale. Pemberian nama didasarkan pada tempat ditemukannya hewan tersebut, yaitu di antara dua sungai, yaitu sungai Chuosijia dan Jiaomuzu.
Studi ini sendiri telah terbit pada jurnal ZooKeys pada tanggal 3 September 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesies Kadal Kecil Baru
Penemuan ini berawal dari rangkaian survei sejak 2018. Penelitian yang dipimpin oleh Fengjing Liu dari CIB, berfokus pada keanekaragaman kadal gunung di wilayah Hengduan.
Peneliti mengungkapkan, Diploderma bifluviale memiliki ukuran yang kecil hingga mudah digenggam. Untuk membedakan dengan spesies serupa, para peneliti melakukan uji genetik.
Uji genetik menunjukkan pemisahan yang jelas dari kerabat terdekatnya, bukan hanya varian lokal. Analisis menggunakan metode filogenetik, studi hubungan evolusi menggunakan DNA, untuk melacak ke mana garis keturunan baru tersebut bercabang.
Para peneliti mengidentifikasi kadal gunung itu sebagai anggota baru dari genus Asia Timur yang terkenal kaya spesies, didukung oleh DNA dari gen ND2, penanda mitokondria yang digunakan untuk memilih kerabat dekat.
Kelompok ini juga menjalankan PCA, sebuah alat statistik yang menyederhanakan banyak pengukuran menjadi beberapa sumbu, untuk menunjukkan kelompok kadal yang jauh dari spesies yang sama. Pola ini tetap sama ketika kadal jantan dan betina diuji secara terpisah.
Ciri-ciri Kadal Diploderma bifluviale
Pada spesies jantan, tubuhnya dihiasi dengan garis-garis bergerigi warna lemon, indra pendengar tersembunyi dengan gendang telinga luar seperti kepala kadal dan tidak berbintik, dan pada kedua jenis kelamin memiliki lidah berwarna coklat muda atau gandum.
Habitat asli Diploderma bifluviale berupa semak belukar semi kering dengan bebatuan yang tersebar pada ketinggian antara 2.194 dan 2.529 meter. Spesies jantan Diploderma bifluviale aktif berpatroli di lereng terbuka di bawah terik Matahari, sedangkan betina tetap berdiam di bali semak-semak pada jam-jam terhangat.
"Penemuan ini menyoroti keanekaragaman hayati yang kurang diteliti di hulu Sungai Dadu," tulis Liu.
Para peneliti kini berupaya untuk melakukan survei lanjutan guna melindungi spesies langka ini. Survei dilakukan dengan memetakan seluruh wilayah sebaran sebelum garis pantai atau jalan akses baru mengubah lembah.
Selain itu, juga penting untuk menghitung garis dasar, stasiun kamera, dan desain penyeberangan jalan untuk mengurangi bahaya bagi reptil kecil yang berkembang biak lambat tersebut.
Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.
(faz/faz)











































