Aurora Hiasi Langit Australia-Selandia Baru, Tapi Kenapa Tidak di Indonesia?

ADVERTISEMENT

Aurora Hiasi Langit Australia-Selandia Baru, Tapi Kenapa Tidak di Indonesia?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 17 Nov 2025 09:00 WIB
Aurora di Selandia Baru dan Australia November 2025
Aurora. (Foto: via The Guardian)
Jakarta -

Aurora Australis menghiasi langit Australia dan Selandia Baru pekan ini, tepatnya pada Rabu (12/11). Meski berdekatan, kenapa tidak ada aurora di Indonesia?

Aurora adalah fenomena alam berupa pancaran cahaya yang menyala-nyala di langit malam pada lapisan ionosfer. Peristiwa aurora disebabkan adanya interaksi antara partikel di atmosfer Bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari. Partikel surya tersebut menembus masuk setelah dibelokkan oleh medan magnet Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Aurora Australis kali ini dihasilkan dari fenomena badai Matahari. Fenomena tersebut merupakan semburan energi Matahari dahsyat, bahkan mencapai kondisi badai geomagnetik G4 atau Kuat.

Di belahan bumi utara, Inggris mencatat aktivitas lokal mencapai peringkat G5 pada Rabu dini hari waktu Inggris.

Dr Laura Driessen dari The Sydney Institute for Astronomy (SIfA) mengatakan terdapat bintik matahari yang sangat kuat dan aktif secara magnetis di Matahari. Diketahui sejak 9 November, Matahari telah melepaskan dua lontaran massa koronal yang kuat, sebuah semburan plasma berenergi tinggi, ke arah Bumi.

ADVERTISEMENT

"Keduanya terjadi pada dua waktu yang berbeda, yaitu pada tanggal 9 dan 10," kata Driessen dalam The Guardian, dikutip Kamis (13/11/2025).

Mengapa Aurora Tidak Muncul di Indonesia?

Fenomena cahaya menari-nari ini tidak dapat dilihat di Indonesia. Bukan kebetulan, hal ini bisa dijelaskan secara sains.

Menurut DrRhoromPriyatikanto, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), aurora absen di langit Indonesia karena medan magnet Bumi yang tebal di daerah ekuator. Oleh karena itu, amat sulit bagi partikel surya untuk menembus masuk ke atmosfer dan memunculkan aurora di atas Indonesia.

"Kemunculan aurora di daerah sekitar 50 derajat lintang utara tidak sering terjadi. Badai geomagnet ekstrem pasti ada di baliknya. Meski tampak indah, kemunculan aurora juga berarti ancaman bagi operasional satelit maupun jaringan transmisi listrik di lintang tinggi. Hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi dengan saksama," ungkapnya dalam laman BRIN pada 2024 silam.

Sejauh ini, aurora hanya terjadi di daerah di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan. Aurora yang ada di langit bagian Kutub Selatan disebut Aurora Australis, sedangkan aurora yang ada di langit bagian Kutub Utara disebut Aurora Borealis.




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads