Banyak ilmuwan telah terinspirasi dari apa yang ada di alam. Salah satunya, Leonardo da Vinci mendapatkan inspirasi dari burung dan kelelawar ketika mencoba membangun mesin yang bisa terbang.
Selama ini, alam telah menyediakan solusi dan daya adaptasi yang begitu luar biasa bagi keberlangsungan banyak makhluk. Misal bagaimana jaring laba-laba bisa begitu kuat, capung yang stabil saat terbang, hingga paruh burung yang membantunya melesat cepat.
Tak heran, jika saat ini, terdapat bidang penelitian ilmiah yang khusus berkaitan dengan inovasi untuk mengadaptasi konsep dari alam. Disiplin ini disebut sebagai biomimetika, yang akhirnya banyak melahirkan inovasi teknologi baru, demikian dilansir World Economic Forum (WEF)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa teknologi modern yang meniru konsep dari alam, dikutip dari BBC Science Focus dan WEF.
Daftar 5 Teknologi Canggih yang Meniru Konsep dari Alam
1. Burung Kingfisher - Kereta Cepat Jepang
Jepang memiliki kereta peluru yang dikenal sangat cepat bernama Shinkansen. Kecepatannya yang mencapai 300 km/jam, menyebabkan ledakan sonik dahsyat setiap kali keluar dari terowongan.
Namun, suara ini kemudian menjadi polusi yang mengganggu penduduk setempatnya. Atas masalah ini, insinyur di Jepang kemudian mengubah bagian depan atau moncong kereta.
Para insinyur mendapat inspirasi dari burung kingfisher, yang ahli dalam perjalanan udara dan air dengan cipratan air minim. Mirip paruh kingfisher, akhirnya kereta Shinkansen memiliki moncong panjang.
Dengan desain dari alam ini, kereta bisa mengurangi polusi suara. Tak hanya itu, kereta juga bisa melaju 10 persen lebih cepat dan bisa menghemat listrik sampai 15 persen.
2. Mantel - Hiu
Para ilmuwan NASA berhasil memeriksa proses biologis kulit hiu. Mereka menyalin pola mikroskopis dentikel untuk menciptakan lapisan film 'riblets'.
Lapisan tersebut mirip dengan dentikel kulit hiu. Fungsinya bisa mengurangi hambatan dan mencegah mikroorganisme (seperti alga) menempel di permukaan.
Teknologi ini berguna bagi kapal laut, termasuk bisa mengurangi gesekan karena menghemat energi dan biaya. Teknologi ini bisa mendorong inovasi lebih lanjut terutama sebagai pelapis lambung kapal, kapal selam, pesawat terbang, dan bahkan pakaian renang manusia.
3. Perekat (Velcro) - Duri dan Bulu Anjing
Pada 1941, insinyur Swiss George de Mestral mengamati duri-duri tanaman yang menempel di bulu anjing. Dengan menggunakan mikroskop, ia menemukan ratusan kait kecil yang dapat mengaitkan rambut atau pakaian.
Dengan konsep ini, de Mestral kemudian mengembangkan bahan untuk perekat yang disebut velcro, dari kata Prancis "velours" yang berarti beludru, dan "crochet" yang berarti kait, demikian dikutip dari Live Science.
Velcro banyak ditemukan di banyak pakaian, tas, dan aksesoris lainnya. Bentuknya yakni satu sisi bagian kasar, satu sisi bagian halus, dan ketika ditempelkan atau rekatkan, maka akan salah terkait bulu-bulunya.
4. Layar Berwarna - Sayap Kupu-kupu
Qualcomm MEMS Technologies menciptakan prototipe e-reader penuh warna pertama yang ramah video. Konsep ini terinspirasi dari sayap kupu-kupu yang berkilau dalam cahaya terang.
Layar tersebut, yang dikenal sebagai Mirasol, yang bekerja dengan memantulkan cahaya. Jenis layar baru ini dapat dibaca di bawah sinar matahari yang cerah dan memiliki daya tahan baterai yang lebih lama.
5. Arsitektur - Gundukan Rayap
Seorang arsitek bernama Mick Pearce pernah membuat bangunan yang terinspirasi dari gundukan rayap. Dengan konsep ini, ia bisa membuat struktur bangunan yang bisa mendinginkan ruangan sendiri.
Ini seperti konsep gundukan rayap yang memiliki sistem ventilasi, dengan melibatkan proses membuka dan menutup ventilasi di seluruh gundukan. Tujuannya adalah untuk mengatur arus konveksi udara.
Konsep bangunan semacam ini, bisa menarik udara masuk dan menghangatkan/mendinginkannya bersama massa bangunan. Struktur ini diklaim mengonsumsi energi 10 persen lebih sedikit daripada bangunan konvensional berukuran sama.
(faz/pal)











































