Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan studi mengenai air hujan Jakarta yang mengandung mikroplastik. Studi ini langsung menjadi perbincangan masyarakat hingga para pakar.
Studi yang telah berlangsung sejak 2022 silam itu menemukan mikroplastik di setiap sampel yang diperiksa. Adapun mikroplastik yang ditemukan kebanyakan berbentuk fragmen kecil plastik dan serat sintetis.
"Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka," kata Profesor Riset BRIN di bidang oseanografi, Muhammad Reza Cordova, dikutip dari laman BRIN, Minggu (9/11/2025).
Jenis mikroplastik tersebut diduga berasal dari poliester, nilon, polietilena, polipropilena, hingga polibutadiena. Per harinya, Reza menemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi di kawasan pesisir ibu kota.
Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Nafiah Chusniyati, M.Sc., Sp.DVE., FINSDV, FAADV, mengungkapkan ada bahaya serius mikroplastik bagi kulit. Menurut dr. Nafiah, partikel mikroplastik dapat ikut dalam siklus air dan menempel pada kulit manusia saat hujan turun.
"Mikroplastik di udara akan mengikuti siklus air, sehingga saat hujan turun, partikel ini bisa mengenai kulit kita.Mikroplastik dapat bersifat sebagaiiritan atau alergen, terutama bagi orang yang sensitif atau pernah terpapar sebelumnya," terang dr.Nafiah, dalam laman UMY, Minggu (9/11/2025).
Bahaya Mikroplastik Bagi Kulit
Paparan ini dapat menimbulkan reaksi peradangan pada kulit, seperti gatal, kemerahan, hingga lenting berair yang muncul beberapa hari setelah terpapar.
"Ketika mantel kulit terganggu, bakteri juga lebih mudah masuk sehingga dapat timbul infeksi seperti impetigo atau folikulitis," tuturnya.
Selain efek jangka pendek, paparan mikroplastik juga berpotensi menyebabkan kerusakan jangka panjang pada struktur kulit. Kerusakan ini akan menyasar kolagen, protein penting yang menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit.
"Mikroplastik yang menembus ke lapisan dalam kulit dapat mengganggu fungsi kolagen. Akibatnya kulit menjadi kering, elastisitas menurun, dan tanda-tanda penuaan seperti kerutan muncul lebih cepat," ujarnya.
Sering TerpaparMikroplastik Dapat MencapaiDNA
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RS PKU Muhammadiyah Gamping iyu menambahkan bahwa paparan mikroplastik dengan konsentrasi tinggi dan terus-menerus bahkan dapat mencapai DNA sel kulit. Dalam jangka panjang, berpotensi memicu perubahan seluler yang dapat menyebabkan kanker kulit.
Untuk mencegah dampak buruk tersebut, dr. Nafiah masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan kulit sekaligus mengurangi sumber mikroplastik di kehidupan sehari-hari.
"Langkah paling dasar adalah memastikan fungsi barier kulit tetap baik dengan menggunakan pembersih yang lembut (gentle cleanser). Hindari sabun dengan kandungan alkohol tinggi atau antiseptik berlebihan karena dapat mengikis lemak pelindung kulit," sarannya.
Setelah mandi, gunakan pelembap agar kulit tetap lembap dan berfungsi optimal sebagai pelindung alami tubuh. Selain perawatan diri, dr. Nafiah juga mengingatkan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai serta memilih bahan plastik yang lebih aman seperti PET, HDPE, atau PP.
"Hindari juga produk skincare yang mengandung mikroplastik, seperti scrub dengan partikel sintetis. Gunakan bahan alami sebagai alternatif, misalnya kopi atau garam," tutupnya.
Simak Video "Video: BRIN Bicara Dampak Mikroplastik di Air Hujan"
(nir/nwk)