Peradaban Lampau Yordania Terungkap Berkat Pemakaman Batu, Ada Tanda Ritual-Pesta

ADVERTISEMENT

Peradaban Lampau Yordania Terungkap Berkat Pemakaman Batu, Ada Tanda Ritual-Pesta

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Sabtu, 08 Nov 2025 20:00 WIB
Dolmen di situs Murayghat di Yordania
Foto: University of Copenhagen/Susanne Kerner/Dolmen di situs Murayghat di Yordania
Jakarta -

Tim peneliti University of Copenhagen, Denmark berhasil mengungkap dolmen (monumen pemakaman batu) yang sangat banyak. Dolmen tersebut berada di kompleks megalitik misterius di situs Murayghat, Yordania.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dolmen adalah monumen prasejarah berupa meja batu datar yang ditopang oleh tiang-tiang batu. Britannica Encyclopedia menjelaskan lebih rinci bahwa dolmen adalah struktur batu besar yang biasanya terdiri dari dua batu tegak dan satu batu datar di atasnya.

Fungsi dolmen kerap dikaitkan dengan makam kuno atau monumen ritual. Struktur seperti ini banyak ditemukan di Eropa, Timur Tengah, hingga Asia, dan menjadi saksi bagaimana manusia masa lampau memaknai kematian dan spiritualitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang baru ditemukan oleh peneliti University of Copenhagen, menjadi hal penting dalam mengungkap peradaban masa lalu di Yordania. Termasuk tanda-tanda sudah diadakannya pesat untuk seremonial.

ADVERTISEMENT

Peradaban yang Runtuh Lalu Bangkit Lagi

Dalam penemuannya, para peneliti mengungkapkan bahwa artefak dan monumen di Murayghat menandai masa setelah runtuhnya era Kalkolitikum (sekitar 4500-3500 SM). Itu merupakan zaman ketika manusia mulai hidup menetap di desa, mengembangkan seni simbolik, serta membuat peralatan tembaga dan kuil kecil sebagai tempat ibadah.

Para ilmuwan meyakini bahwa perubahan iklim dan gejolak sosial menjadi penyebab utama runtuhnya peradaban pada masa itu.

Namun, pada Zaman Perunggu Awal, masyarakat berhasil bangkit. Mereka menciptakan kembali simbol-simbol sosial dan spiritual baru sebagai bentuk ekspresi identitas dan keyakinan bersama.

"Alih-alih membangun permukiman besar seperti di era Kalkolitikum, penggalian kami di Murayghat menunjukkan adanya gugusan dolmen, batu berdiri, dan struktur megalitik besar yang digunakan untuk pertemuan ritual dan pemakaman komunal, bukan tempat tinggal," jelas Susanne Kerner, arkeolog sekaligus pemimpin proyek dari University of Copenhagen, dikutip dari Science Daily.

Tanda-tanda Adanya Ritual dan Pesta

Dalam laporan resmi KΓΈbenhavns Universitet, para peneliti mendokumentasikan lebih dari 95 dolmen di kawasan tersebut. Di puncak bukit Murayghat juga ditemukan bangunan batu dan ukiran pada bagian dasarnya, yang menjadi petunjuk bahwa situs ini dulu digunakan untuk seremoni dan peribadatan.

Kerner menjelaskan, struktur batu tersebut mungkin membantu masyarakat masa itu mendefinisikan ulang identitas, wilayah, dan peran sosial, terutama ketika tidak ada otoritas pusat yang kuat.

"Kami yakin Murayghat memberi wawasan baru tentang bagaimana masyarakat awal menanggapi masa-masa krisis dengan membangun monumen, menyusun ulang struktur sosial, dan menciptakan bentuk komunitas baru," ujarnya.

Selain monumen batu, penggalian juga menemukan artefak seperti tembikar Zaman Perunggu, mangkuk komunal besar, batu asah, peralatan batu api, tanduk hewan, dan benda-benda tembaga. Semua ini menunjukkan adanya aktivitas ritual dan pesta komunal pada masa lampau.

Menurut peneliti, tata letak dan posisi strategis situs Murayghat menunjukkan bahwa tempat ini kemungkinan besar berfungsi sebagai titik pertemuan bagi berbagai kelompok masyarakat di wilayah tersebut. Itu sekaligus menandai kebangkitan semangat sosial dan keagamaan setelah peradaban lama runtuh.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads