A23a, Gunung Es Terbesar di Dunia yang Ukurannya 6 Kali Jakarta!

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Kamis, 30 Okt 2025 19:30 WIB
Foto: Rob Suisted via REUTERS/Rob Suisted - http://naturespic./Gunung Es Terbesar di Dunia Mengambang di Antartika
Jakarta -

Gunung es terbesar di dunia adalah A23a yang berada di dekat Antartika. Luas gunung ini tak main-main mencapai 3.900 km persegi.

A23a merupakan bongkahan es raksasa yang ukurannya nyaris menelan satu provinsi kecil di Indonesia. Diketahui, A23a menunjukkan pergerakannya kembali usai tertidur selama puluhan tahun.

Apa Itu Gunung Es A23a?

Gunung es A23a pertama kali terbentuk pada 1986 ketika terlepas (calving) dari Filchner Ice Shelf, Antarktika. Kala itu, A23a tidak langsung bergerak karena sempat tertahan di dasar laut dangkal di wilayah Laut Weddell.

Setelah puluhan tahun "terjebak", gunung es raksasa ini baru mulai bergerak bebas pada awal 2020-an, terbawa arus menuju arah timur laut.

Menurut laporan dari National Geographic, perpindahan A23a ini menandai babak baru dalam perjalanannya menuju lautan lepas, bahkan sempat mendekati wilayah South Georgia and the South Sandwich Islands, habitat penting bagi pinguin, anjing laut, dan burung laut.

Seberapa Besar Gunung Es A23a?

Data dari Guinness World Records pada 2024 mencatat, A23a memiliki ukuran sekitar 74×59 kilometer, dengan luas mencapai 3.900 kilometer persegi atau hampir setara enam kali lipat luas Provinsi DKI Jakarta.

Sementara pengamatan terbaru dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat, NOAA pada 2025 menyebutkan, luas A23a mencapai 3.920 kilometer persegi, atau kira-kira seukuran negara bagian Rhode Island di Amerika Serikat.

Dengan dimensi luar biasa itu, A23a dinobatkan sebagai gunung es terbesar di dunia saat ini yang terdeteksi menggunakan citra satelit resolusi tinggi.

Pergerakan gunung es raksasa ini bukan tanpa konsekuensi. Sebab jika A23a tersangkut di dasar laut dangkal di sekitar Pulau South Georgia, bisa timbul dampak besar bagi ekosistem setempat.

1. Misal adanya gangguan jalur migrasi. Gunung es dapat memblokir jalur antara area makan dan berkembang biak bagi satwa seperti penguin dan anjing laut.

2. Ini akan menyebabkan risiko kelaparan satwa laut. Jika akses makanan terganggu, anak penguin dan burung laut bisa kekurangan nutrisi.

3. Adanya perubahan sirkulasi laut. Bongkahan es raksasa juga bisa memengaruhi suhu serta pola arus laut di sekitarnya.

Meski peristiwa seperti ini terjadi secara alami, para ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global mempercepat frekuensi pecahnya lapisan es di Antarktika. Akibatnya, massa es semakin berkurang, dan permukaan laut dunia perlahan naik.

Lewat citra satelit dari lembaga seperti NOAA, manusia kini bisa memantau pergerakan gunung es secara real-time, membantu peneliti memahami pola perubahan iklim global. Gunung es A23a telah menjadi pengingat bahwa perubahan iklim bukan isu jauh tapi sedang terjadi di depan mata.

Dengan mengenal fenomena seperti gunung es terbesar di dunia, manusia diajak untuk lebih peduli terhadap bumi dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam menjaga masa depan planet ini.



Simak Video "Video: Kenapa Musim Kemarau dan Hujan Makin Sulit Dibedakan?"

(faz/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork