×
Ad

Rentetan Kasus Bullying di Dunia Pendidikan Indonesia Tahun 2025

Tim detikcom - detikEdu
Minggu, 19 Okt 2025 14:00 WIB
Ilustrasi Bullying. (Foto: iStock)
Jakarta -

Kasus bullying masih terjadi di dunia pendidikan Tanah Air. Dilakukan oleh sesama pelajar, bullying kerap terjadi dalam lingkungan sekolah.

Tragedi bullying terbaru terjadi diRawas Utara (Muratara),Sumatera Selatan. Dalam kasus tersebut siswi berinisial C melaporkan kasus bullying yang dilakukan oleh temannya kepadaMapolresMuratara pada Sabtu (18/10).

"Iya benar, jadi terlapor ini minta diamankan, bukan ditangkap bahasanya. Sudah diantar hari ini oleh ayah dan kakaknya ke Mapolres Muratara. Mereka minta terlapor diamankan sementara di Mapolres agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Muratara Ipda Budiman dalam detikSumbagsel, Sabtu (18/10/2025)

Bullying di Muratara hanya satu dari kasus bullying lainnya yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan penelusuran detikEdu, berikut rentetan kasus bullying di dunia pendidikan Indonesia:

Rentetan Kasus Bullying di Dunia Pendidikan Indonesia Tahun 2025

1. Bullying di Muratara, Sumatera Selatan

Bullying di Muratara, Sumatera Selatan, menjadi perbincangan usai sebuah video viral di media sosial memperlihatkan siswi SMP di Musi Muratara dibully dan dianiaya oleh rekan sekolahnya Rabu (15/10/2025) siang hari. Penganiayaan tersebut jadi tontonan oleh teman mereka.

Dalam video berdurasi 3 menit tersebut, terlihat pelaku beberapa kali menjambak hingga memukul kepala korban. Bahkan korban sempat ditendang hingga ia tersungkur. Sementara para siswi yang lain hanya menonton sambil merekam aksi bullying tersebut.

2. Dugaan Bullying di Konawe, Sulawesi Tenggara

Siswi inisial AM (12) dari MTS Negeri 1 Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami cedera tulang ekor lantaran terjatuh usai kursinya diduga ditarik pada Rabu (15/10) . Orang tua korban melaporkan insiden tersebut ke polisi.

"Istri saya kemarin yang buat laporan ke polisi," kata ayah AM, Sugiarto kepada detikcom, Jumat (17/10/2025).

Sugiarto menyebut anaknya masih kesulitan bergerak imbas peristiwa yang dialaminya. Sementara itu, Kepala MTSN 1 Konawe Nyuheri Slamet mengaku sudah dipanggil polisi.

"Saya sudah dipanggil ke polisi untuk memberikan keterangan, kami tidak menutupi apapun," ucap Nyuheri.

Nyuheri menuturkan, tidak ada siswa yang melihat langsung kejadian tersebut. Dia juga menepis adanya dugaan perundungan atau bullying di balik kasus itu.

"Kami tidak menutupi apa pun. Ini murni kecelakaan, bukan bullying," imbuh Nyuheri.

3. Kasus Bullying di Grobogan, Jawa Tengah

Seorang siswa SMP di Grobogan, ABP, diduga tewas di sekolah akibat bullying. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan korban berkelahi pada pagi dan siang hari. Perkelahian itu dilakukan dengan dua anak yang berbeda.

kemungkinan ada dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka anak atau anak berhadapan dengan hukum.

"Jadi pagi hari itu sempat korban ada perkelahian dengan satu anak. Lalu siangnya sebelum meninggal itu dengan satu anak yang lain," kata Artanto dalam detikJateng dikutip Minggu (19/10/2025).

Pada perkelahian kedua, korban sempat jatuh dan kejang. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tetap tak tertolong.

"Lalu korban jatuh terlentang. Dia setelah jatuh kejang-kejang lalu dibawa ke UKS, lalu ke rumah sakit. Tapi kemudian meninggal dunia," ungkap Artanto.

4. Kasus Bullying oleh Anak Kepala SMK di Sulawesi Barat

Siswi SMK Balanipa di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), berinisial RA (16) dikeluarkan dari sekolah karena menganiaya teman sekelasnya SA (16). Pelaku merupakan anak kepala SMK Balanipa.

Aksi perundungan itu terjadi pada Jumat (10/10). Motif kekerasan ini karena pelaku kesal korban yang piket kebersihan tidak membuang sampah.

"Sebenarnya sepele, masalah buang sampah saja, dianggap si korban tidak mau buang sampah. Karena lagi jadwal piket kenapa tidak mau buang sampah," kata Kapolsek Tinambung Iptu M Azharil Naufal dalam detikSumut, Rabu (15/10).

Azharil membenarkan pelaku RA merupakan anak Kepala SMK Balanipa.

"(Orang tua pelaku kepala sekolah) Kalau itu iya, memang betul,"imbuhnya.

5. Kasus Bullying di Palopo, Sulawesi Selatan

Siswa SMPN 13 Kambo di Kota Palopo dibully lima siswa lainnya hingga babak belur. Aksi pengeroyokan terekam kamera yang videonya viral di media sosial.

Pengeroyokan terjadi di depan laboratorium SMPN 13 Kambo pada Selasa (7/10) sekitar pukul 14.30 Wita. Saat itu, korban hendak pulang sekolah namun tiba-tiba dikeroyok pelaku yang masing-masing berinisial MA (13), MT (13), AR (13), A (13), dan R (13).

"Benar, keluarga korban telah secara resmi membuat laporan di Polres Palopo," ujar Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi kepada detikSulsel, Kamis (9/10/2025).

Supriadi mengatakan kasus tersebut dilaporkan tante korban ke Polres Palopo pada Kamis (9/10). Kasus pengeroyokan itu sedang ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Palopo.

"Terkiat motif, kami masih menunggu penyelidikanPPA," katanya.

6. Kasus Bullying di MTS di Purwakarta

Masyarakat Purwakarta digemparkan dengan kasus dugaan bullying yang dialami sejumlah siswa di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTS). Sejumlah korban mengalami luka memar di wajah dan tubuh setelah diduga dianiaya oleh teman satu sekolahnya.

Kasus ini terungkap setelah foto-foto kondisi korban tersebar di media sosial pada 5 Oktober 2025. Hasil penelusuran menunjukkan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025, di dalam area asrama sekolah.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Purwakarta Munir Huda membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia mengaku baru menerima laporan setelah kasus viral di dunia maya.

"Saya baru tahu hari kemarin bahwa katanya terjadinya sekitar Sabtu, malam Minggu kalau enggak salah seperti itu," ujar Munir usai menghadiri pertemuan antara kedua pihak, Selasa (7/10/2025).

Menurut hasil penyelidikan internal, ada delapan siswa diduga sebagai pelaku dan tujuh siswa menjadi korban. Aksi kekerasan ini dipicu perselisihan antara kelompok senior dan junior di lingkungan asrama.

"Awalnya terindikasi ada empat orang, setelah dilakukan pendalaman ada delapan anak yang melakukan. Kami hadir untuk menyaksikan betul adanya restorative justice, atau kalau bahasa kami islah, mencari jalan terbaik supaya persoalan ini tidak berlanjut. Dugaan karena perselisihan antara senior dan junior," kata Munir.

7. Kasus Bullying di Lampung

Seorang siswa SMP 12 Krui Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, menjadi korban bullying dari teman sebayanya. Hal ini menjadi alasannya membunuh teman sekolahnya dengan gunting.

Pelaku dan korban diketahui masih berusia 13 tahun. Polisi menyebut perundungan yang dilakukan pelaku ke korban terjadi sejak 19 September 2025.

"Hasil penyelidikan dan keterangan pelaku ini rupanya telah lima kali terjadi perundungan atau pembullyan yang dilakukan oleh korban JS ini. Pertama di hari Jumat (19/9), kemudian Sabtu (20/9), Jumat (26/9), Sabtu (27/9) dan terakhir di hari kejadian yakni kemarin (Senin)," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari dilansir detikSumbagsel, Rabu (1/10/2025).

Polisi mengatakan pelaku kerap ditendang di bagian punggung hingga dipukul di kepala oleh korban. Perundungan yang menimpa pelaku itu telah berlangsung selama dua pekan terakhir.

Korban sempat mendatangi pelaku untuk menantang berkelahi pada Senin (29/9). Pelaku yang geram akhirnya mengambil gunting yang berada di laci mejanya dan menyerang korban hingga meninggal dunia.

"Kemarin (Senin) korban ini datang lagi ke kelas pelaku, di sana (kelas) korban memukuli pelaku sebanyak tiga kali ke area kepala. Selanjutnya terbawa emosi, pelaku secara reflek mengambil gunting yang berada di laci mejanya dan menyerang korban berkali-kali ke area wajah hingga kepala bagian belakang," jelasnya.

8. Kasus Bullying di Universitas Udayana Bali

Seorang mahasiswa dengan inisial TAS (22) merenggut nyawanya sendiri setelah mengalami bullying dari sejumlah mahasiswa. TAS diduga melompat dari lantai empat gedung.

Pihak FISIP Unud disebut sudah melaksanakan rapat pembahasan bersama semua pihak terkait. Hasil rapat akan diteruskan kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) Unud untuk dilakukan penyelidikan dan penanganan lebih lanjut sesuai ketentuan perundang-undangan.

9. Kasus Bullying di Wonosobo, Jawa Tengah

Siswa kelas 3 SD di Kecamatan Kertek, Wonosobo, TA (9) tewas diduga akibat bullying. Kepolisian kemudian melakukan ekshumasi atau membongkar makam TA untuk mengungkap penyebab kematiannya pada Kamis (9/1/2025).

TA meninggal dunia pada Selasa (7/10/2025) lalu. Sebelum meninggal, dia sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo. Kepada ayahnya, dia mengaku sakit perut setelah dipukul temannya di sekolah.

"Pas saya tanyain itu sakit karena apa? kamu di sekolahan ada yang nakal sama kamu? Anak saya bilang ada yang pukul di bagian perut," ujar ayah korban, Dedi Hendi Kusuma (34) saat ditemui di rumah duka, Kamis (9/10/2025).



Simak Video "Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog"

(nir/nwk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork