Belakangan, berbagai wilayah di Indonesia diguyur hujan dari hari ke hari. Apakah sekarang sudah masuk musim hujan?
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jakarta pada Jumat (12/9/2025) lalu sempat menjelaskan daripada rerata klimatologis 1991-2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Kapan Mulai Musim Hujan 2025?
Dwikorita menyebut musim hujan berlangsung dari Agustus 2025 sampai April 2026. Sebagian besar wilayah di Indonesia akan masuk musim hujan pada September 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah-wilayah yang diperkirakan masuk musim hujan pada September di antaranya:
- Sebagian besar Sumatera Utara
- Sebagian Riau
- Sumatera Barat bagian utara
- Sumatera Selatan
- Bangka Belitung bagian selatan
- Kalimantan Selatan
- Sebagian kecil Jawa
- Sebagian Papua Selatan.
Kapan Puncak Musim Hujan 2025?
Pada kesempatan berbeda, Kepala BMKG menyebut puncak musim hujan di setiap wilayah bervariasi antara November sampai Desember 2025, khususnya di sebagian besar Sumatera dan Kalimantan.
Berdasarkan pemaparan Dwikorita seperti dikutip dari unggahan media sosial BMKG, puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2026 diperkirakan terjadi di sebagian besar Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Mengapa Musim Hujan Datang Lebih Awal?
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan sempat menjelaskan, faktor global dan regional menjadi salah satu penyebab dinamika musim hujan pada 2025.
Sebagai contoh, pada Agustus 2025 fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dalam kondisi netral (indeks-0,34), sehingga tidak ada pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik.
Meski begitu, Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif (indeks-1,2). Ini menandakan adanya suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.
Suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia juga lebih hangat dari rata-rata klimatologis. Hal ini memicu pembentukan awan hujan lebih intensif.
ENSO netral tersebut diperkirakan bertahan sampai akhir 2025. Sementara IOD negatif diprediksi berlangsung sampai November 2025.
"Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan," kata Ardhasena, dilansir dalam laman BMKG.
(nah/nwk)