96% Warga Palestina Berpendidikan, Dubes: Otak Jadi Senjata untuk Kalahkan Israel

ADVERTISEMENT

96% Warga Palestina Berpendidikan, Dubes: Otak Jadi Senjata untuk Kalahkan Israel

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 01 Okt 2025 17:00 WIB
Pembukaan Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025. Dihadiri oleh Dubes Palestina untuk Indonesia.
Dubes Palestina sebut masyarakatnya 96% berpendidikan, ini tujuannya. Foto: Devita Savitri/detikEdu
Jakarta -

Duta Besar (Dubes) Palestina untuk RI HE Dr Zuhair Al-Shun menjelaskan pendidikan adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki negaranya. Berdasarkan catatan UNESCO ataupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ia menyatakan 96% warga Palestina berpendidikan.

"Mengapa? Inilah satu-satunya senjata yang kita gunakan untuk mengalahkan Israel dan menghadapi tantangan di wilayah tersebut," tutur Zuhair dalam acara pembukaan Festival Pengabdian Masyarakat 2025 di Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (1/10/2025).

Ya, pendidikan menjadi upaya Palestina untuk melawan pendudukan Israel di negara mereka. Bagi Zahir, negaranya sangat kaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan dalam hal minyak, bensin, atau gas, tapi kaya karena banyaknya orang-orang kuat dan pintar di sana. Lagi-lagi, ia menyatakan otak yang cerdas menjadi senjata untuk melawan setiap tantangan yang datang.

"Orang-orang Palestina menciptakan banyak inisiatif di bidang teknologi dan pembangunan. Banyak negara telah dibangun oleh tangan orang Palestina. Namun, atmosfer yang kita hadapi membuat mereka tidak mampu," bebernya.

ADVERTISEMENT

Yakin Palestina Akan Merdeka

Zuhair tidak bisa memungkiri, bila tak seorang pun mampu menghadapi agresi militer Israel dengan tank dan rudal yang mereka miliki. Meski begitu, masyarakat Palestina tidak menyerah dan terus menghadapi Israel di tanah mereka.

"Sampai sekarang, kami masih menghadapi tantangan. Tapi kami percaya pada Tuhan, Palestina akan bebas," tegasnya.

Saat ini, Zuhair menegaskan pemerintahnya hanya ingin Israel berhenti membunuh masyarakat Palestina. Setelah hal itu dipenuhi, barulah pembicaraan tentang perdamaian bisa dilanjutkan.

"Ketika pembunuhan masih terjadi, tidak perlu ada yang dibicarakan. (Pembunuhan) harus dihentikan," katanya lagi.

Belum mencapai kemerdekaan, Zuhari meminta dukungan seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Dukungan dalam hal ini bisa berbentuk suara dan memberikan dukungan ekonomi ataupun lainnya.

"Pernyataan terakhir, Palestina akan punya satu pintu, satu otoritas, dan satu bendera. Saya butuh seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami pesanku. Kami percaya Palestina akan tetap aman, tanah ini akan tetap aman," ujarnya.

Di bidang pendidikan, Dubes Palestina menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Indonesia. Rektor UI, Heri Hermansyah menyebut, di masa depan pihaknya akan menambah jumlah mahasiswa dari Palestina untuk menempuh pendidikan di kampusnya.

"Dan kemudian mereka bisa kembali ke Palestina dan membangun negara dari berbagai bidang," ungkap Heri Hermansyah.

Adapun poin-poin dari nota kesepahaman ini berkaitan dengan pendidikan, pengabdian masyarakat, dan beasiswa untuk mahasiswa asal Palestina untuk berkuliah di UI. Hadirnya nota kesepahaman ini menurut Zuhair adalah dukungan yang sangat besar untuk pendidikan masyarakat Palestina dari Indonesia.

"Ini juga merupakan salah satu poin keberhasilan dan dukungan yang lebih besar dari otoritas Indonesia untuk rakyat Palestina," pungkas Zuhair.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads