Sejarah 11 September 426 Tahun Lalu: Malahayati Menang Lawan Cornelis de Houtman

ADVERTISEMENT

Sejarah 11 September 426 Tahun Lalu: Malahayati Menang Lawan Cornelis de Houtman

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 11 Sep 2025 19:00 WIB
Laksamana Malahayati
Laksamana Malahayati. Foto: Edy Wahyono
Jakarta -

Tepat 426 tahun lalu, pada 11 September 1599 laksamana perempuan asal Aceh, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman. Keduanya duel satu lawan satu di atas geladak kapal.

Peristiwa ratusan tahun silam itu dikenang oleh sejarah. Bagaimana kisahnya?

Duel Malahayati Vs Cornelis de Houtman

Pada perjalanan tahun 1598-1599, Houtman bersaudara melakukan perdagangan dengan Madagaskar. Mereka kembali lagi pada 1599 ke Sumatera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 11 September 1599, Cornelis de Houtman dan pasukannya memicu terjadinya konfrontasi dengan pihak kesultanan Aceh lantaran temperamen Cornelis yang buruk. Dikutip dari buku The Dutch Century: Domination of The Spice Trade at Any Cost oleh Carl Douglass, tak lama setelah itu terjadilah duel antara pihak Belanda dengan tentara Aceh yang dipimpin Keumalahayati Malahayati.

Malahayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman. Sementara, saudara Cornelis yang bernama Frederick dipenjara oleh Sultan Aceh, Alauddin Riayat Syah di utara Sumatera.

ADVERTISEMENT

Selama dua tahun dipenjara, Frederick mempelajari bahasa Melayu. Setelah ia bebas dan kembali ke Amsterdam pada 1602, ia menulis kamus Melayu pertama dan diterbitkan pada 1603.

Sementara, dikatakan dalam buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional Aceh oleh Satyo Pijar, keberhasilan Malahayati membunuh Cornelis membuatnya semakin dihormati dan diakui sebagai salah satu pemimpin perang Aceh yang paling berani dan efektif.

Pasca duelnya dengan pasukan Cornelis, pasukan Malahayati masih terlibat dalam sejumlah pertempuran melawan Belanda di Aceh. Ia terus memimpin perjuangan sampai akhir hayat.

Malahayati Memimpin Inong Balee

Malahayati memimpin perlawanan terhadap penjajah setelah pertempuran di Teluk Haru. Armada laut kesultanan Aceh melawan Portugis.

Pada pertempuran tersebut, suami Malahayati, Laksamana Zainal Abidin gugur. Setelah gugurnya sang suami, ia mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam perang.

Permintaan itu dikabulkan. Malahayati diangkat menjadi pemimpin pasukan Inong Balee dengan pangkat laksamana.

Perempuan yang lahir pada 1575 itu memimpin 2.000 pasukan ketika melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada pertempuran 11 September 1599.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads