Akar Sejarah Brave Pink dan Hero Green, Dari Pink Job Barat dan Folklor Indonesia

ADVERTISEMENT

Akar Sejarah Brave Pink dan Hero Green, Dari Pink Job Barat dan Folklor Indonesia

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 09 Sep 2025 19:30 WIB
Warna Brave Pink Hero Green
Brave pink dan hero green. Foto: Tya Eka Yulianti
Jakarta -

Penyampaian aspirasi di Indonesia belakangan ini memunculkan dua warna simbol solidaritas, yakni pink dan hijau. Kedua warna tersebut kemudian disebut sebagai brave pink dan hero green.

Kedua warna tersebut rupanya memiliki akar kultural masing-masing. Hal ini dijelaskan oleh dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sekaligus pakar kajian budaya dan gender Universitas Airlangga (Unair), Prof Diah Ariani Arimbi. Ia menyebut warna adalah teks yang selalu berbicara dalam konteks.

Makna Warna Pink dan Hijau dalam Sejarahnya

Warna pink lebih diasosiasikan berasal dari Barat. Sedangkan warna hijau dalam lebih berakar lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisi Sejarah Warna Pink

Prof Diah menerangkan warna pink semula dilekatkan pada konsep pink job. Apa yang dimaksud dengan pink job adalah pekerjaan yang secara tradisional dianggap feminin, misalnya guru; sekretaris; perawat; atau pekerja sosial.

Sayangnya, pekerjaan-pekerjaan ini sering mendapat pandangan kurang strategis dibandingkan posisi pengambil keputusan yang didominasi laki-laki.

ADVERTISEMENT

Dalam perkembangan aksi sosial terkini, makna warna pink mengalami pergeseran. Warna brave pink lahir dari apropriasi, yaitu sebuah warna yang dulu dikonstruksi sebagai kekuatan lemah, kini tampil menjadi simbol keberanian.

Khususnya, menurut Prof Diah, melalui kehadiran ibu-ibu dalam demonstrasi, pink tidak lagi sekadar feminin, tetapi resisten dan politis.

Warna Hijau dalam Folklor Indonesia

Prof Diah menerangkan warna hijau belakangan di Indonesia berkembang diasosiasikan menjadi hero green.

"Dalam folklor Jawa, hijau erat dengan kesuburan, kekuatan, bahkan khazanah guides of the south sea menyebutkan warna hijau menandakan kekuasaan spiritual seperti figur Nyi Roro Kidul," jelas Prof Diah, dikutip dari laman Unair, Selasa (9/9/2025).

Kehadiran para pengemudi ojek online yang mengenakan seragam hijau dalam penyampaian aspirasi dan salah satu pengemudi di antara mereka yang dilindas kendaraan rantis Brimob kemudian memperkuat warna hijau sebagai simbol solidaritas rakyat kecil serta keberanian kolektif.

"Hijau kini bukan hanya alam, tetapi heroisme dan penyelamatan," ujar Prof Diah.

Secara Semiotik, Warna Tidak Sekadar Warna

Prof Diah menyebut masyarakat sekarang ini hidup dalam era visual. Warna bekerja lebih cepat dan universal dibandingkan simbol lainnya.

Kemudian, fitur 'Add Yours' yang ada di Instagram dengan nuansa brave pink dan hero green dengan 17+8 Tuntutan Rakyat menunjukkan bagaimana digital native memanfaatkan ruang daring sebagai arena politik alternatif. Fenomena ini juga memperlihatkan munculnya praktik baru demokrasi digital.

Prof Diah menggarisbawahi dalam sejarah penyampaian aspirasi, warna sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebagai contoh dalam gerakan #IndonesiaGelap digunakan warna resistance blue. Bendera One Piece juga digunakan sebagai simbol populer.

"Pola ini menegaskan bahwa setiap movement membutuhkan representasi visual yang mudah dikenali dan menggerakkan massa," kata Prof Diah.

Meski begitu, efektivitas simbol, khususnya warna dalam memengaruhi opini publik dan legitimasi pemerintah amat bergantung pada daya tahannya. Apabila publik terus merawat warna tersebut, maka bisa menjadi simbol abadi. Sebaliknya, jika tidak terus dirawat, maka akan cepat tergantikan.

Prof Diah mengatakan berdasarkan perspektif sosial-humaniora, brave pink dan hero green memperlihatkan, makna budaya selalu dinamis. Warna pink misalnya yang dulu dilekatkan dengan makna kelemahan, kini menjadi bahasa politik resistensi.

Ia menekankan secara semiotik warna tidak hanya sekadar warna, tetapi juga mengomunikasikan sesuatu.

"Apropriasi ini mengingatkan kita bahwa arti simbol-simbol visual tidak pernah statis. Mereka lahir, berubah, dan berfungsi sesuai konteks yang melingkupinya," terangnya.




(nah/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads