Warga Kuningan dihebohkan dengan kemunculan seekor macan tutul di balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Meleber, Kabupaten Kuningan pada Selasa (26/8). Dalam video yang tersebar di media sosial, terlihat seekor macan tutul sedang berada di sebuah pojok ruangan.
Kepala UPT Damkar Kuningan, Andri Arga Kusuma membenarkan ada macan tutul yang masuk ke dalam balai desa. Menurutnya, macan tutul tersebut masuk ke salah satu ruangan di gedung lama Balai Desa Kutamandarakan.
"Kalau dilihat dari warna memang jenisnya itu macan tutul warna kuning dengan warna hitam berbentuk lingkaran. Ada informasi itu dari hari Senin malam. Kebetulan itu gedung bekas balai desa cuman aulanya masih sering dipakai rapat," tutur Arga dalam detikJabar Selasa (26/28/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macan tutul tersebut, ditemukan oleh seorang pekerja bangunan pada Selasa pagi. Saat itu, pekerja bangunan ingin mengambil perkakas di ruangan lama balai desa, namun ia melihat macan di pintu bagian depan. Pekerja bangunan itu langsung kaget dan lari. Sedangkan macan tutul itu masuk ke dalam ruangan yang lebih dalam.
Setelah mendapatkan laporan, petugas Damkar Kuningan langsung menuju lokasi kejadian. Namun, karena alat yang terbatas, Damkar Kuningan tidak langsung mengevakuasi macan tutul tersebut.
Lebih lanjut, Arga mengatakan petugas harus menggunakan obat bius khusus hewan untuk bisa mengevakuasi macan tutul tersebut.
"Karena memang hewan dilindungi dan penanganannya juga terbatas akhirnya koordinasi dengan BPBD dan Kapolres. Akhirnya kita berangkat ke sana, warga sudah banyak. BKSDA dari Cirebon sudah datang cuman alat pembiusnya itu dari Bandung. Jadi kita menunggu BKSDA dari Bandung terlebih dahulu," tutur Arga.
Mengenal Macan Tutul
Macan tutul adalah hewan mamalia dengan panjang tubuh hingga 2,1 meter. Tubuhnya yang cenderung langsing membuat macan tutul mudah bergerak dengan gesit.
Panjang macan tutul dari kepala sampai dengan badan 95-150 cm, kemudian panjang ekor berkisar antara 60-95cm. Rerata berat macan adalah 24-45 kg.
Menurut laman Taman Nasional Meru Betiri, tulang belakang macan tutul menunjukkan kemampuannya untuk melompat dengan cepat, sedangkan struktur tulangnya memungkinkan dapat menahan bantingan pada waktu jatuh dari dahan yang tinggi.
Macan tutul terbagi atas sembilan subspesies:
- Panthera pardus delacouri (Macan tutul Indochina)
- Panthera pardus fusca (Macan tutul India)
- Panthera pardus japonensis (Macan tutul China utara)
- Panthera pardus kotiya (Macan tutul Sri Lanka)
- Panthera pardus melas (Macan tutul Jawa )
- Panthera pardus nimr (Macan tutul semenanjung Arab)
- Panthera pardus orientalis (Macan tutul amur)
- Panthera pardus pardus (Macan tutul Afrika)
- Panthera pardus saxicolor (Macan tutul Kaukasus, Macan Tutul Asia Tengah, Macan Tutul Persia).
Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) merupakan subspesies macan tutul yang sebarannya sangat terbatas, hanya di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu. Macan tutul jawa merupakan satwa yang dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Populasi macan tutul di Pulau Jawa belum diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan jumlahnya terus menurun.
(nir/twu)