Menara Taipei 101 menjulang setinggi 508 meter. Berdiri di Taiwan, gedung ini harus tahan gempa Bumi dan topan.
Taiwan merupakan salah satu negara yang rentan bencana topan. Angin topan bisa sampai di negara tetangga Filipina ini beberapa kali dalam setahun.
Sejumlah topan di Taiwan dapat dihalau pegunungannya, tetapi beberapa lainnya menimbulkan korban jiwa dari tahun ke tahun. Topan Gaemi 2024 menewaskan 126 warga, Topan Doksuri 2023 menimbulkan 137 korban jiwa, dan Topan Morakot 2009 hingga 789 korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan gempa Bumi di Taiwan tahun ini antara lain gempa M 6,4 yang berpusat di laut dekat Hualien, 12 Juni lalu; dan gempa M 6,2 di Yilan, 7 Agustus lalu.
![]() |
Menara Taipei 101 sendiri lebih tinggi dari menara Eiffel, yang mencapai 330 meter. Per 2024, Taipei 101 menduduki peringkat ke-11 dalam deretan gedung pencakar langit tertinggi di dunia.
Kendati masih diungguli Burj Khalifa, Dubai yang mencapai 838 meter, Menara Taipei 101 juga harus memastikan keamanan bagi pengunjung maupun warga sekitar yang lalu lalang di luar gedung dari risiko ambruk imbas bencana alam.
Seperti namanya, ada 101 lantai di Taipei 101. Dek observatory dibuka di lantai 89, sedangkan skyline berada di lantai 101 atau atap. Dari lantai ke lantai juga terdapat pusat perbelanjaan hingga restoran premium. Lantas, bagaimana menara ini dipastikan aman dari gempa dan topan bagi pengunjungnya?
Bola 660 Metrik Ton
![]() |
Adalah bola berwarna emas digantung dengan 8 kabel di antara lantai 87 dan 92 Menara Taipei 101. Bola pendulum atau bola menara seberat 660 metrik ton tersebut menggantung lebih dari 300 meter di atas tanah.
Rupanya, bola dari baja tersebut merupakan peredam massa yang disetel. Bandul baja ini bisa bergerak 5 kaki atau sekitar 1,5 meter dari sisi ke sisi.
Pergerakan bola pendulum ini mengimbangi gerakan menara. Keberadaannya mengurangi pergerakan menara sekitar 40 persen, sehingga lebih aman dari gempa Bumi dan angin kencang di ketinggian.
Menara Taipei 101 sendiri tercatat berdiri sekitar 200 meter dari garis patahan utama. Untuk itu, perancangan peredam yang tepat menjadi penting agar bangunan ini aman bagi pengunjung, kendati pembuatan pendulum ini saja menelan biaya NTD 132 juta atau Rp 70,53 miliar.
Selamat dari Gempa
Taipei 101 selamat dari gempa M 7,4 yang terjadi di pesisir timur Taiwan, dekat Hualien, 3 April 2024 lalu. Bencana tersebut setidaknya menewaskan 9 orang dan menimbulkan 900 korban luka.
Menara ini juga bertahan dari gempa Bumi 6,1 SR di Xiulin, Hualien pada 18 April 2019. Peredam ini bergerak 20 cm ke kiri dan ke kanan pada pukul 13.01 waktu setempat, meredam gerakan menara akibat gempa.
Tak Pusing di Ketinggian
detikEdu dan rombongan wartawan berkesempatan menyambangi Menara Taipei 101 pada Selasa (19/8/2025) dalam rangkaian Binus University Media Partnership Program. Menjelang senja, pengunjung bertambah ramai dan menantikan momen matahari terbenam dari dek pengamatan kota.
Dari ketinggian, pengunjung dapat melihat panorama perkotaan dan pegunungan di Taipei. Di sinilah pendulum peredam tidak hanya berfungsi tahan gempa Bumi dan topan, tetapi juga tahan angin ketinggian dan meredam gerakan menara. Alhasil, pengunjung dapat menikmati pemandangan tanpa merasa pusing dan mual karena pergerakan menara.
(twu/nwk)