Pantun dalam bahasa Minang berasal dari kata 'patuntun' atau 'petuntun'. Dalam bahasa Jawa, pantun disebut sebagai 'parikan'.
Pantun adalah salah satu jenis sastra lisan berbentuk puisi. Lahirnya pantun Melayu diawali dari kebiasaan masyarakat Melayu yang gemar memakai kiasan untuk menyampaikan maksud. Maka dari itu, pantun digunakan sebagai alat komunikasi yang sangat penting untuk masyarakat Melayu.
Ciri-ciri Pantun
Berdasarkan buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Christiana Umi serta buku Bongkar Pola Soal USBN SD/MI 2020, ini ciri-ciri pantun:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Setiap bait terdiri dari empat larik (baris)
- Bersajak a-b-a-b
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
- Baris pertama dan kedua adalah sampiran untuk mengantarkan rima
- Baris ketiga dan keempat adalah isi yang merupakan maksud dari pantun tersebut.
Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan buku Mengenal Pantun Lebih Dekat oleh Sri Khairani dkk, inilah jenis-jenis pantun berdasarkan isinya:
1. Pantun Suka Cita
Pantun suka cita berisi ungkapan perasaan gembira atau kebahagiaan, contohnya:
Burung kenari burung dara
Terbang ke arah angkasa luas
Hati siapa tak gembira
Karena beta telah naik kelas
2. Pantun Duka Cita
Pantun duka cita mengungkapkan kesedihan, contohnya:
Memetik duku di Kota Kedu
Membeli tenda uangnya hilang
Menangis aku tersedu-sedu
Mencari bunda belum juga pulang
3. Pantun Jenaka
Pantun jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur pendengar. Pantun ini juga dapat digunakan untuk menyindir dan mencairkan suasana, contohnya:
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat nenek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
4. Pantun Cinta
Pantun cinta adalah jenis pantun yang isinya berkaitan dengan romantisme atau asmara, contohnya:
Coba-coba bertanam kembang
Moga-moga menjadi jelita
Coba-coba menanam sayang
Moga-moga tumbuh cinta
5. Pantun Nasihat
Pantun nasihat bertujuan mendidik melalui nasihat moral dan budi pekerti, contohnya:
Jalan-jalan ke Kota Banjar
Jangan lupa membeli babat
Jika kamu ingin jadi pintar
Maka belajarlah dengan giat
6. Pantun Agama
Pantun agama adalah pantun berisi dakwah untuk mengajak manusia berbuat kebaikan dan berhubungan dengan nilai-nilai religius, contohnya:
Pergi ke pasar bersama bunda
Jangan lupa membawa bekal
Dunia ini hanya sementara
Kelak akhirat selamanya kekal
7. Pantun Nasib
Pantun nasib adalah pantun yang menceritakan keadaan diri. Biasanya pantun ini berisi keadaan seseorang ketika berada di perantauan, contohnya:
Pohon randu bunga selasih
Bila berteman jangan bergaduh
Sangat rindu dengan kekasih
Sayang badan sangatlah jauh
8. Pantun Adat Istiadat
Pantun adat istiadat mengandung pepatah dan petuah nasihat. Pantun ini umumnya digunakan untuk menjunjung tinggi nilai adat, contohnya:
Buah nanas jangan diparut
Kalau diparut sarinya hilang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang
9. Pantun Peribahasa
Pantun peribahasa berisi ungkapan dan peribahasa yang umumnya punya susunan tetap, contohnya:
Berakit-rakit ke hulu
Bereang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
10. Pantun Teka-teki
Pantun teka-teki adalah jenis pantun yang berisi teka-teki. Biasanya pendengar atau pembaca diberi kesempatan menebak jawabannya, misalnya:
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
11. Pantun Perkenalan
Pantun perkenalan adalah pantun yang berisi proses perkenalan diri dan pertanyaan kepada lawan bicara, misalnya:
Bangun pagi langsung olahraga
Lari-lari keliling kota
Kalau boleh aku bertanya
Nona cantik siapa yang punya?
12. Pantun Perpisahan
Pantun perpisahan adalah pantun yang berisi tentang perpisahan atau perceraian. Namun, pantun ini bukan spesifik berisi perpisahan karena kematian, contohnya:
Bagaimana datang ke Malaka
Malaka berperang dengan Belanda
Bagaimana menanggung duka
Duka karena kepergian kanda.
Demikian jenis-jenis, ciri-ciri, dan contoh pantun.
(nah/nwk)