Pantun: Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Pantun: Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 22 Agu 2025 07:00 WIB
close up female hands writing on notebook at cafe.
Ilustrasi pantun. Foto: Getty Images/iStockphoto/Chalirmpoj Pimpisarn
Jakarta -

Pantun dalam bahasa Minang berasal dari kata 'patuntun' atau 'petuntun'. Dalam bahasa Jawa, pantun disebut sebagai 'parikan'.

Pantun adalah salah satu jenis sastra lisan berbentuk puisi. Lahirnya pantun Melayu diawali dari kebiasaan masyarakat Melayu yang gemar memakai kiasan untuk menyampaikan maksud. Maka dari itu, pantun digunakan sebagai alat komunikasi yang sangat penting untuk masyarakat Melayu.

Ciri-ciri Pantun

Berdasarkan buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Christiana Umi serta buku Bongkar Pola Soal USBN SD/MI 2020, ini ciri-ciri pantun:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Setiap bait terdiri dari empat larik (baris)
  • Bersajak a-b-a-b
  • Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
  • Baris pertama dan kedua adalah sampiran untuk mengantarkan rima
  • Baris ketiga dan keempat adalah isi yang merupakan maksud dari pantun tersebut.

Jenis-jenis Pantun

Berdasarkan buku Mengenal Pantun Lebih Dekat oleh Sri Khairani dkk, inilah jenis-jenis pantun berdasarkan isinya:

ADVERTISEMENT

1. Pantun Suka Cita

Pantun suka cita berisi ungkapan perasaan gembira atau kebahagiaan, contohnya:

Burung kenari burung dara

Terbang ke arah angkasa luas

Hati siapa tak gembira

Karena beta telah naik kelas

2. Pantun Duka Cita

Pantun duka cita mengungkapkan kesedihan, contohnya:

Memetik duku di Kota Kedu

Membeli tenda uangnya hilang

Menangis aku tersedu-sedu

Mencari bunda belum juga pulang

3. Pantun Jenaka

Pantun jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur pendengar. Pantun ini juga dapat digunakan untuk menyindir dan mencairkan suasana, contohnya:

Pohon manggis di tepi rawa

Tempat nenek tidur beradu

Sedang menangis nenek tertawa

Melihat kakek bermain gundu

4. Pantun Cinta

Pantun cinta adalah jenis pantun yang isinya berkaitan dengan romantisme atau asmara, contohnya:

Coba-coba bertanam kembang

Moga-moga menjadi jelita

Coba-coba menanam sayang

Moga-moga tumbuh cinta

5. Pantun Nasihat

Pantun nasihat bertujuan mendidik melalui nasihat moral dan budi pekerti, contohnya:

Jalan-jalan ke Kota Banjar

Jangan lupa membeli babat

Jika kamu ingin jadi pintar

Maka belajarlah dengan giat

6. Pantun Agama

Pantun agama adalah pantun berisi dakwah untuk mengajak manusia berbuat kebaikan dan berhubungan dengan nilai-nilai religius, contohnya:

Pergi ke pasar bersama bunda

Jangan lupa membawa bekal

Dunia ini hanya sementara

Kelak akhirat selamanya kekal

7. Pantun Nasib

Pantun nasib adalah pantun yang menceritakan keadaan diri. Biasanya pantun ini berisi keadaan seseorang ketika berada di perantauan, contohnya:

Pohon randu bunga selasih

Bila berteman jangan bergaduh

Sangat rindu dengan kekasih

Sayang badan sangatlah jauh

8. Pantun Adat Istiadat

Pantun adat istiadat mengandung pepatah dan petuah nasihat. Pantun ini umumnya digunakan untuk menjunjung tinggi nilai adat, contohnya:

Buah nanas jangan diparut

Kalau diparut sarinya hilang

Hati panas jangan diturut

Kalau diturut akal pun hilang

9. Pantun Peribahasa

Pantun peribahasa berisi ungkapan dan peribahasa yang umumnya punya susunan tetap, contohnya:

Berakit-rakit ke hulu

Bereang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

10. Pantun Teka-teki

Pantun teka-teki adalah jenis pantun yang berisi teka-teki. Biasanya pendengar atau pembaca diberi kesempatan menebak jawabannya, misalnya:

Kalau tuan bawa keladi

Bawakan juga si pucuk rebung

Kalau tuan bijak bestari

Binatang apa tanduk di hidung?

11. Pantun Perkenalan

Pantun perkenalan adalah pantun yang berisi proses perkenalan diri dan pertanyaan kepada lawan bicara, misalnya:

Bangun pagi langsung olahraga

Lari-lari keliling kota

Kalau boleh aku bertanya

Nona cantik siapa yang punya?

12. Pantun Perpisahan

Pantun perpisahan adalah pantun yang berisi tentang perpisahan atau perceraian. Namun, pantun ini bukan spesifik berisi perpisahan karena kematian, contohnya:

Bagaimana datang ke Malaka

Malaka berperang dengan Belanda

Bagaimana menanggung duka

Duka karena kepergian kanda.

Demikian jenis-jenis, ciri-ciri, dan contoh pantun.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads