Prabowo Pakai Tanjak Biru di Upacara Penurunan Bendera di Istana, Baju Daerah Mana?

ADVERTISEMENT

Prabowo Pakai Tanjak Biru di Upacara Penurunan Bendera di Istana, Baju Daerah Mana?

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 17 Agu 2025 17:54 WIB
Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan penurunan bendera pusaka merah putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan penurunan bendera pusaka merah putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto tampak mengenakan pakaian adat beskap Melayu asal Riau pada Upacara Penurunan Sang Saka Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Minggu (17/8/2025) pukul 17.00 WIB..

Baju tersebut berbeda dengan yang ia gunakan saat upacara pengibaran yakni baju adat Melayu yang lebih simpel. Kali ini, penampilan Prabowo terlihat lebih menonjol.

Ia memakai tanjak berwarna biru yang merupakan penutup kelapa khas masyarakat Melayu. Adapun pakaian yang ia kenakan berwarna biru dongker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pakaian Khas Riau yang Kaya Makna

Mengutip website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), tanjak adalah penutup kepala tradisional khas Melayu Siak, Riau. Dahulu, tanjak dikenakan oleh kalangan bangsawan Melayu.

Namun seiring waktu, penggunaannya meluas dan kini dapat dikenakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Khususnya, masyarakat di daerah Sungai Mempura mulai kembali mengenakan tanjak sebagai bentuk pelestarian dan kecintaan terhadap tradisi budaya warisan leluhur.

Tanjak biasanya dibuat dari kain songket dan kain tenun, yang merupakan kain khas budaya Melayu. Pembuatan tanjak dilakukan oleh masyarakat di Kampung Melayu, tidak hanya untuk digunakan sendiri, tetapi juga dijual sebagai oleh-oleh kepada para wisatawan.

Harga tanjak bervariasi, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 155.000 tergantung pada bahan dan model yang digunakan. Kampung Melayu tersebut dikenal menawarkan paket wisata pembuatan tanjak dengan berbagai model.

Sudah Ada Sejak Tahun 1400

Jika melihat sejarah dari tanjak, keberadaanya telah ada pada tahun 1400. Hal itu diungkap dalam buku Destar Alam Melayu karya Johan Iskandar, demikian dikutip dari detikSumut.

Awalnya, tanjak bernama takur tukang besi atau ibu tanjak. Semakin berkembangnya waktu, tanjak sering dipadupadankan dengan baju khas Melayu lain misalnya kurung.




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads