Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat mengenakan pakaian adat daerah Gayo, Aceh saat menghadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Minggu (17/8/2025). Ia tampak hadir bersama sang istri, Selvi Ananda dan putra-putrinya.
Baju yang dipakai Gibran berwarna hitam dengan ikat di pinggang beserta sarung di bagian celananya. Berbeda dengan sang suami, Selvi tampak memakai pakaian khas Palembang.
Makna Pakaian Adat Gayo yang Dipakai Gibran
Pakaian adat Gayo yang dipakai Wapres adalah salah satu jenis dari sekian yang ada. Mengutip buku Resam Perkawinan Masyarakat Gayo oleh Isma Tantawi (2012), ada beberapa jenis pakaian adat Gayo berdasarkan motifnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motif-motif tersebut antara lain Mata Itik, Pucuk Rebung, Sesirung, Leladu, Mun Berangkat, Tulen Iken, Puter Tali, Bunge Kipes, Gegaing, Panah, dan Motip Selalu.
Warna kain adat Gayo umumnya memakai warna dasar seperti hitam. Terkadang juga merah, putih, hijau, dan kuning.
Adapun warna hitam banyak dipakai pada pakaian ini karena didasarkan pada hasil keputusan adat. Masing-masing warna pakaian adat Gayo punya maknanya tersendiri.
Misalnya warna putih melambangkan kesucian lahir dan batin. Kemudian warna kuning sebagai tanda hati-hati (urik) dalam bertindak. Ada juga warna hijau menandakan kejayaan dan kerajinan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pakaian adat yang dipakai Gibran, tampak motif Mun Berangkat pada ikat pinggangnya. Makna dari Mun Berangkat menyimbolkan bahwa masyarakat Gayo mempunyai cita-cita dan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat.
Makna Pakaian Adat Palembang yang Dikenakan Selvi
Sorotan masyarakat lainnya tertuju pada pakaian adat Palembang yang dikenakan Selvi. Dilansir jurnal Makna Simbol dalam Aesan Gede dan Pak Sangkong Pakaian Adat Pernikahan Palembang oleh Eka Hikmawati, baju adat Palembang umumnya terdiri atas Aesan Gede dan Pak Sangkong.
Pada jenis aesan gede pakaian ini didominasi oleh warna merah jambu yang dipadukan dengan nuansa keemasan. Makna filosofis dari Aesan Gede mencerminkan bahwa Sumatera pantas disebut sebagai swarnadwipa atau pulau emas.
Kesannya yang mewah semakin diperkuat dengan berbagai aksesori seperti mahkota, bungo cempako, serta hiasan lainnya yang melengkapi busana adat Palembang Aesan Gede ini.
Sementara jenis Pak Sangkon, dibuat dari bahan beludru dengan lapisan dalam menggunakan kain katun yang biasanya berwarna merah. Bagian luar pakaian dihiasi oleh lempengan-lempengan kuningan bermotif bunga.
Selain itu, pada bagian kerah, ujung lengan, dan sisi depan, terdapat hiasan kuningan berbentuk setengah bulat yang disambungkan menggunakan benang berwarna merah.
(cyu/faz)