Pakar sekaligus akademisi IPB University, drh Tetty Barunawati Siagian menyebut tindakan melepaskan kucing ke alam liar bisa memberikan dampak negatif jangka panjang. Dampak ini bisa dirasakan hewan, manusia, bahkan lingkungan.
Dampak negatif dari melepasliarkan kucing bisa timbul bila hewan tersebut tidak disterilkan dan diawasi. Bagi hewan, dampak negatif yang timbul adalah terjadinya ledakan populasi.
"Overpopulasi kucing berpotensi menimbulkan krisis kesejahteraan hewan karena keterbatasan makanan, tempat tinggal, dan perhatian. Akibatnya, kucing menjadi kelaparan, kurus, dan sakit," katanya dikutip dari laman IPB University, Minggu (10/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetty menegaskan melepasliarkan kucing rumahan bukan bentuk kebebasan. Alih-alih membuat mereka sejahtera, ini adalah awal dari siklus penderitaan yang baru.
"Jika pemilik tidak bertanggung jawab, mereka bukan membebaskan hewan peliharaannya, tetapi menciptakan masalah baru yang tak berkesudahan," ucapnya.
Dampak Negatif Lepas Liar Kucing untuk Manusia dan Lingkungan
Tetty menjelaskan, kucing peliharaan yang dilepasliarkan dapat memicu konflik sosial. Hewan ini akan tidak ragu masuk ke rumah warga, buang kotoran sembarangan, dan menimbulkan suara bising saat musim kawin.
Keadaan ini tentu memberikan dampak negatif pada manusia, yakni mengganggu kenyamanan masyarakat dan memicu tindakan kekerasan terhadap hewan. Ia menambahkan, dampak lain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan meningkatnya risiko penyakit zoonosis.
Penyakit zoonosis adalah penyakit menular dari hewan ke manusia. Dikutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Covid-19 dan cacar monyet merupakan dua dari ratusan contoh penyakit zoonosis. Patogen yang ditularkan bisa berupa bakteri, virus, parasit, dan jamur.
"Kucing liar bisa menjadi sumber pencemaran karena buang air sembarangan dan berpotensi menularkan penyakit ke manusia," kata Tetty.
Tetty juga menyoroti dampak negatif bagi lingkungan yang ditimbulkan dari over-populasi kucing. Mereka berpotensi merusak keseimbangan ekosistem karena bisa memangsa burung, reptil, dan serangga jika jumlah mereka semakin banyak.
Meningkatnya jumlah kucing liar juga dapat menimbulkan beban finansial bagi pemerintah dan komunitas pecinta hewan. Ketika kucing makin banyak, mereka harus mengeluarkan banyak dana untuk penanganan populasi kucing liar.
"Namun, ini tetap tidak akan selesai apabila sumber masalahnya (dilepasliarkan) tidak dihentikan. Selain itu, shelter hewan dan relawan kewalahan menangani rescue dan sterilisasi kucing," tambahnya.
(det/twu)