Booming tren penggunaan kecerdasan artifisial (AI) generatif hingga asisten AI dirasakan warga dunia pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Tren ini disusul panduan penggunaan AI generatif di lingkungan pendidikan tinggi dari Kemdiktisaintek dan naskah akademik pembelajaran koding dan AI di pendidikan dasar dan menengah oleh Kemendikdasmen.
Menjajal penggunaan asisten AI yang benar, siswa SMAN 2 Lembang, Jawa Barat, Luthfi Nabil Ramadhani Setiawan dibimbing lewat kelas AI di sekolah. Siswa kelas 12 ini menuturkan, ia menggunakan asisten AI untuk menyusun rencana pendidikan tinggi dan karier.
"Career plan. Sebagai siswa kelas 12, aku mencari jurusan kuliah yang cocok juga," tutur Nabil di Press Briefing - Google AI Mendukung Pendidikan Bermutu dan Aman Untuk Semua di Restoran Kembang Goela, Karet Semanggi, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabil menuturkan, ia juga mencari peluang beasiswa dengan asisten AI, baik di dalam maupun luar negeri, beserta tata cara penerimaannya.
Mendukung peningkatan skill bahasa Inggris, ia juga berlatih conversation dengan AI. Pengucapan kosakata tertentu diperbaiki hingga fasih dan dapat dimengerti asisten AI. Kemudian, topik percakapan dikembangkan untuk melatih pengayaan kosakata dan kelancaran berbicara dalam bahasa Inggris.
Koding juga ia dalami dengan asisten AI. Cara ini menurutnya dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar di kelas, seperti halnya saat ingin pendalaman materi reaksi redoks di mapel kimia dan materi listrik di fisika bersama teman-teman sekelompok.
Sedangkan di waktu senggang, ia juga memanfaatkan asisten AI untuk mencari tahu daun-daun herbal beserta manfaatnya yang ditemukan di lingkungan sekitar. Penelusuran AI lewat foto dalam hal ini bisa membantu.
Sementara itu, Dosen Universitas Pasundan dan pengajar WPU Course, Sandhika Galih menuturkan, asisten AI dimanfaatkan untuk mengumpulkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan untuk pelajar.
Bicara penggunaan AI, Dhika mendapati pelajar akrab dengan asisten AI seperti teman. "Yang paling lucu itu dipakai buat ngobrol. Manggilnya (Gemini) itu 'Gem', 'Gem', begitu. Bener-bener," ucapnya.
Kendati demikian, ia mendapati mahasiswa juga kreatif menggunakan asisten AI. Contohnya, salah satu mahasiswa menggunakan AI itu simulasi sidang skripsi yang sulit.
Pada prompt, mahasiswa tersebut meminta asisten AI memainkan peran sebagai dosen penguji yang ketat. Asisten AI lalu mempertanyakan paparan dan konteks yang dijelaskan mahasiswa bersangkutan.
"Untuk prompting-an, kita harus kasih tau dulu konteksnya, si Gemini mau jadi siapa kan? Terus anak-anak bilang, sekarang kamu adalah penguji sidang skripsi yang galak. Ternyata setelah kita kasih tau personanya, bisa berdiskusinya dengan lebih seru. Ini bener-bener kasih tau 'presentasi saya gimana, konteks saya gimana', jadi seru," tuturnya.
"Dan kalau kita exploring jauh, maka keluarannya berbeda," imbuh Dhika.
(twu/pal)