Guru Besar IPB Benarkan Potensi Kemenyan RI Jadi Parfum Dunia, Tapi...

ADVERTISEMENT

Guru Besar IPB Benarkan Potensi Kemenyan RI Jadi Parfum Dunia, Tapi...

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 01 Agu 2025 14:30 WIB
Ilustrasi kemenyan.
Wapres Gibran Rakabuming Raka menyebut kemenyan sebagai bahan baku parfum mewah. Pakar IPB menilai potensi kemenyan Indonesia untuk pasar global sangat besar. Foto: Sayak Bala from Unsplash
Jakarta -

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyebut kemenyan menjadi bahan baku parfum merek dunia seperti Louis Vuitton hingga Gucci. Pernyataan ini viral di media sosial lantaran kemenyan kerap dikaitkan dengan praktik pengobatan tradisional, ritual keagamaan, hingga kegiatan mistis.

Merespons pembahasan kemenyan, Guru Besar Biologi IPB University Prof Triadiati membenarkan potensi besar kemenyan Indonesia sebagai parfum tropis premium. Ia menilai parfum dengan bahan kemenyan dapat menembus pasar global.

"Pohon kemenyan adalah penghasil getah dengan nilai ekonomis tinggi. Jenisnya beragam, dari marga Styrax dan Boswellia yang masing-masing memiliki karakteristik unik," kata Triadiati dalam laman IPB University, dikutip Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenyan pada dasarnya merupakan getah pohon. Ia mengatakan, kemenyan dari Boswellia sacra yang tumbuh di Oman dan Yaman dikenal berkualitas tinggi. Jenis kemenyan ini kerap dipakai dalam produksi parfum mewah.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Styrax benzoin asal Sumatera juga sudah jadi komoditas andalan untuk diekspor Indonesia.

Kandungan Kemenyan

Prof Triadiati menjelaskan, senyawa aktif utama kemenyan berbeda-beda sesuai jenisnya. Kemenyan Boswellia spp., contohnya, memiliki banyak resin (60-70%), minyak atsiri (3-10%), dan gum (20-30%).

Sementara itu, kemenyan Styrax mengandung asam sinamat dan asam benzoat hingga 70 persen.

"(Kandungan Styrax) memberi aroma manis dan balsamik, menjadikannya bahan dasar parfum oriental yang hangat," jelasnya.

Tak hanya manis dan balsamik, kandungan aromatik kemenyan juga membuat wangi parfum yang dihasilkan lebih tahan lama. Sebab, ada sifat fiksatif alami dari kandungan ini.

Perlu Hilirisasi, Tapi...

Menurutnya, Indonesia memiliki posisi strategis di pasar global.

Data tahun 2024 mencatat ekspor kemenyan Indonesia mencapai lebih dari 43 ribu ton dengan nilai USD 52 juta (Rp 857,94 miliar).

"Indonesia adalah pemimpin ekspor benzoin gum dunia dengan tujuan utama India, China, Prancis, Italia, dan Mesir," ucapnya.

Triadiati menggarisbawahi, sebagian besar ekspor kemenyan masih berupa getah mentah. Untuk itu, perlu hilirisasi agar nilai tambah kemenyan menjadi maksimal.

"Hilirisasi berarti mengubah getah mentah menjadi produk bernilai tinggi seperti parfum, minyak esensial, obat herbal, atau aromaterapi," terangnya.

Butuh Penyelesaian Konflik Lahan hingga SDM

Di samping itu, ada konflik lahan kemenyan, terutama di wilayah Lingkar Toba, Sumatera Utara.

Ia menekankan, hilirisasi kemenyan bukan soal program ekonomi saja, tetapi juga melestarikan hutan adat, memberdayakan petani, dan membangun ekonomi berbasis kearifan lokal.

"Sejak 1990-an, masyarakat adat kehilangan hutan kemenyan akibat ekspansi industri pulp dan kertas. Kemenyan digantikan tanaman eucalyptus, sehingga memutus mata pencaharian petani kemenyan," jelasnya.

Regenerasi petani kemenyan juga terkendala karena adanya stigma mistis dan harga tidak stabil. Perlindungan hukum untuk pohon Styrax juga dinilai minim.

Merespons urgensi hilirisasi kemenyan, ia menekankan perlunya strategi matang. Syarat utamanya yakni memastikan kestabilan bahan baku dan perlindungan ekosistem hutan. Kemudian, teknologi dan sumber daya manusia juga harus disiapkan.

"Kita butuh distilasi minyak atsiri, fraksinasi resin, hingga formulasi parfum yang dikembangkan bersama perguruan tinggi dan UMKM," ucapnya.

Butuh Insentif Pajak hingga Bantuan Alat

Ia juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah panjangnya rantai distribusi, fasilitas pengolahan yang minim di sentra produksi, dan ketergantungan pada pasar ekspor bahan mentah.

"Petani harus membentuk koperasi, industri kecil menengah butuh dukungan alat, dan perguruan tinggi seperti IPB University harus terlibat dalam riset formulasi. Pemerintah wajib memberi insentif pajak dan bantuan peralatan kepada pihak-pihak yang terlibat," jelasnya.

Triadiati meyakini, pemanfaatan riset, branding kuat, dan dukungan industri kreatif mampu menjadikan kemenyan Indonesia sebagai ikon parfum alami tropis di pasar dunia.




(twu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads