3 Dampak Mematikan Nuklir Pada Tubuh, Salah Satunya Sebabkan Kanker

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 25 Jun 2025 09:30 WIB
Awan dari Ledakan Nuklir. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Senjata nuklir merupakan salah satu alat pemusnah massal paling mematikan yang pernah diciptakan manusia. Sejarah mencatat penggunaan senjata ini dalam Perang Dunia II, ketika dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak akibat bom nuklir yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Dampak serangan itu tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan menewaskan ribuan orang seketika, tetapi juga meninggalkan jejak radiasi yang mematikan. Banyak warga sipil menjadi korban, baik karena efek langsung dari ledakan maupun akibat paparan radiasi dalam jangka panjang.

Sejak peristiwa tragis pada 1945 tersebut, dunia belum lagi menyaksikan penggunaan senjata nuklir dalam konflik bersenjata. Namun ancaman itu belum sirna. Diperkirakan saat ini masih ada sekitar 12.200 hulu ledak nuklir yang tersebar di berbagai negara, menjadi bayang-bayang yang mengancam stabilitas global.

Lantas, apa yang akan terjadi jika perang nuklir benar-benar meletus?

3 Dampak Mematikan Nuklir Pada Tubuh

1. Luka Bakar

Efek paling langsung dari ledakan nuklir adalah ledakan radiasi nuklir yang hebat, terutama sinar gamma dan neutron. Radiasi langsung ini dihasilkan dalam reaksi nuklir senjata itu sendiri dan berlangsung kurang dari satu detik.

Dilansir dari laman MIT, radiasi langsung yang mematikan meluas hampir satu mil dari ledakan 10 kiloton. Namun, pada sebagian besar senjata, radiasi langsung tidak terlalu penting karena efek mematikan lainnya umumnya mencakup jarak yang lebih jauh.

Senjata nuklir yang meledak langsung akan menguapkan dirinya sendiri. Apa yang sebelumnya merupakan material padat dan dingin beberapa mikrodetik sebelumnya menjadi gas yang lebih panas daripada inti Matahari yang bersuhu 15 juta derajat.

Kilatan termal ini berlangsung selama beberapa detik dan menyumbang lebih dari sepertiga energi ledakan senjata itu. Panas yang hebat itu dapat menyulut api dan menyebabkan luka bakar parah pada daging yang terbuka sejauh 20 mil dari ledakan termonuklir besar.

2. Tertimpa Bangunan

Jika tak terkena luka bakar, orang-orang yang tinggal di sekitar ledakan bisa tertimpa bangunan. Gelombang ledakan ledakan nuklir dapat menciptakan tekanan berlebih beberapa psi beberapa mil dari lokasi ledakan.

Manusia sebenarnya relatif kebal terhadap tekanan berlebih itu sendiri. Tetapi mereka tidak kebal terhadap bangunan yang runtuh atau pecahan kaca yang melesat di udara dengan kecepatan ratusan mil per jam.

3. Kanker

Menghirup atau menelan bahan radioaktif menyalurkan sumber radiasi langsung ke sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker. Yodium radioaktif (yodium-131) yang tertiup ke atmosfer akibat ledakan Chernobyl tahun 1986 menyebabkan sejumlah besar kasus kanker tiroid pada orang yang minum susu yang terkontaminasi.

Dilansir dari laman ABC News, yodium sangat penting untuk fungsi normal kelenjar tiroid dan dengan kemampuannya menarik yodium, kelenjar tersebut mendapatkan dosis yodium-131 yang terkonsentrasi saat susu yang terkontaminasi diminum. Untungnya, kanker tiroid dapat diobati dengan pengangkatan kelenjar, meskipun suplemen hormon seumur hidup diperlukan.

Dengan waktu paruh hanya delapan hari, kadar yodium radioaktif turun dengan cepat setelah kecelakaan, sehingga risiko paparan menurun dalam beberapa minggu setelah ledakan nuklir.



Simak Video "Video: AS Jelaskan Alasan Serang Fasilitas Nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB"

(nir/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork