Kehadiran artificial intelligence (AI) di kehidupan manusia masa kini memang tidak bisa dihindari lagi. Untuk itu, setiap perusahaan teknologi dunia berlomba-lomba menciptakan AI yang paling sempurna.
Salah satu langkah besar diambil oleh Meta milik Mark Zuckerberg. Zuckerberg baru-baru ini merekrut miliarder termuda di dunia untuk menciptakan "super intelijen" AI.
Sang miliarder itu bahkan rela meninggalkan perusahaan rintisan yang membuatnya kaya usai putus kuliah dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat. Sosok yang dimaksud ini bernama Alexandr Wang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenalan dengan Alexandr Wang
Diketahui, Wang mengumumkan kepindahannya ke Meta melalui postingan di media sosial X (dulu Twitter). Ia rela beranjak dari posisi CEO di perusahaan rintisan yang membuatnya kaya, Scale AI.
Wang menjadi miliarder termuda di dunia melalui Scale AI pada usia 24 tahun. Pencapaiannya ini didapatkannya hanya lima tahun setelah keluar dari MIT.
"Saya memulai perusahaan ini (Scale AI) sejak tahun pertama kuliah di MIT dan tidak pernah menoleh ke belakang. Saya tidak akan mengubahnya sedikit pun," kata wang dikutip dari laman Fortune, Senin (16/6/2025).
Scale AI berpusat di San Francisco Amerika Serikat. Fortune memperkirakan kekayaan bersih Wang saat ini mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 58,5 triliun per kurs Rp 16.274,85.
Tidak Pindah Sendiri
Setelah mencapai kesepakatan, Zuckerberg menguasai 49% saham Scale AI dengan dana sebesar USD14,3 miliar. Berdasarkan kesepakatan keduanya, Wang akan meninggalkan Scale AI dan bergabung dengan Meta.
Tidak sendiri, Wang mengaku akan merekrut beberapa karyawan Scale AI yang disebutnya sebagai "Scalien" untuk dibawa bersamanya ke Meta. Sedangkan untuk dewan petinggi Scale, dewan direksi dan Wang memutuskan menunjuk Jason Droege sebagai CEO sementara.
Droege sendiri merupakan kepala strategi Scale yang juga sejarah karier yang baik. Dari mitra ventura di Benchmark dan wakil presiden Uber.
CNBC internasional menjelaskan menyerahkan Meta kepada Wang sudah sesuai rencana Zuckerberg. Sang CEO Meta ingin memperkuat AI di perusahaannya di tengah persaingan ketat dari Open AI dan Google Alphabet.
Zuckerberg menjadikan AI sebagai prioritas utama perusahaannya untuk tahun 2025, namun timnya dinilai tidak mumpuni. Terutama karena versi terbaru Meta dari model AI Llama tidak menerima respons yang baik dari pengembang.
Pemilik Facebook itu menilai, Wang akan lebih cocok untuk mengawasi inisiatif AI dan mengembangkan super intelijen. Awalnya, Meta merupakan salah satu klien Scale AI.
Namun, setelah perusahaan dibeli sahamnya oleh Meta, klien Scale AI yang lain menyatakan mundur. Contohnya Microsoft, Google Alphabet, hingga xAI milik Elon Musk,
Juru bicara Scale AI mengatakan bila di investasi Meta dan Wang tak lagi jadi CEO, perusahaan itu akan tetap sama. Mereka meyakini bila Meta tidak akan mengetahui informasi atau data bisnisnya dan juga pelanggan lain.
(det/det)