Konflik Israel dengan Iran kian memanas. Keduanya saling berbalas serangan dalam tiga hari terakhir sejak Jumat (13/6/2025) lalu.
Israel lebih dulu menyerang wilayah ibu kota Iran, Teheran, pada Jumat (13/6/2025). Laporan Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, selama tiga hari dari Jumat sampai Senin (16/6), serangan Israel telah membunuh sedikitnya 224 orang dan ribuan lainnya luka-luka.
Dari jumlah tersebut, 90 persen di antaranya merupakan warga sipil. Pihak Iran pun kemudian membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal. Keduanya masih terus saling membalas serangan sampai Senin ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak langsung dari adanya konflik tersebut salah satunya dihadapi oleh warga negara asing di kedua negara. Termasuk di antaranya yakni warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Israel dan Iran.
Ada 386 WNI di Iran, Termasuk 258 Pelajar
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha, menjelaskan bahwa WNI di Iran berjumlah 386 orang. Sejak adanya konflik, KBRI Teheran telah melakukan komunikasi intensif dengan para WNI.
Dalam hal ini, WNI juga telah diminta untuk segera menghubungi hotline KBRI Teheran jika terjadi situasi darurat.
"Total ada 386 WNI di Iran, mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa di Kota Qom," kata Judha kepada detikcom, dilansir detikNews, Senin (16/6/2025).
"Hingga saat ini para WNI tetap tenang dan tidak ada yang menjadi korban serangan Israel," imbuhnya.
Menurut catatan Kemlu, jumlah WNI di Iran tersebar di 11 kota. Mayoritas dari jumlah tersebut berstatus sebagai pelajar di Kota Qom sebanyak 258 orang.
"(Terbesar) kedua di Teheran, ada sekitar 90 WNI termasuk pelajar, pekerja migran, dan staf KBRI berikut keluarga mereka," ungkap Judha.
Sementara di Israel, Kemlu mencatat ada 187 WNI. Mayoritas berada di Arava, Israel selatan. Adapun 42 WNI yang terjebak di Tel Aviv merupakan peziarah keagamaan. Mereka terjebak usai Bandara Ben Gurion ditutup menyusul memanasnya konflik Israel-Iran pada Jumat (13/6).
"(Para WNI itu) seharusnya keluar lewat Tel Aviv, tetapi tidak bisa karena bandara ditutup. Mereka sedang dibantu KBRI Amman untuk melintas ke Yordania," kata Judha Nugraha kepada BBC News Indonesia, Minggu (15/6).
KBRI Menetapkan Status Siaga
Atas kondisi yang terjadi, KBRI Teheran telah meningkatkan status siaga satu bagi WNI. Ini artinya, WNI di Iran perlu meningkatkan kewaspadaan.
"Diimbau para WNI untuk meningkatkan kewaspadaan, selalu memonitor situasi dan selalu menjaga komunikasi dengan KBRI Tehran," ucap Judha.
Dalam siaran pers pada Jumat (13/06/2025), Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran turut mengimbau para WNI untuk "saling mengingatkan satu sama lain" terkait imbauan KBRI Teheran dan Kemenlu serta "saling menjaga komunikasi".
Adapun di Iran, KBRI Teheran telah menetapkan status siaga sejak April 2024. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi tegang antara Iran-Israel yang kembali menguat sejak beberapa tahun belakang.
Sementara itu, Pemerintah RI juga telah mengimbau, bagi WNI yang ingin melakukan perjalanan ke Israel dan Palestina, untuk menundanya.
(faz/twu)