Badai PHK Mengancam RI, Kemnaker Beri Saran Ini Bila Mengalaminya

ADVERTISEMENT

Badai PHK Mengancam RI, Kemnaker Beri Saran Ini Bila Mengalaminya

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 22 Mei 2025 16:00 WIB
Ilustrasi pria di-PHK
Ilustrasi PHK. Kemnaker beri saran ini untuk seseorang yang terkena PHK, catat! Foto: iStock
Jakarta -

'Badai' PHK sedang terjadi di Indonesia. Jika menjadi salah satu korban PHK, apa yang harus detikers dilakukan?

Menurut Sub Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi, Direktorat Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan (Binalavogan) Kemnaker RI, Asep Mirwan Achmad, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan skill atau keterampilan.

Skill tersebut bisa ditingkatkan seseorang melalui sebuah pelatihan kerja. Contohnya melalui pelatihan kerja yang dimiliki Kemnaker RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemnaker memiliki tiga skema untuk meningkatkan skill masyarakat. Ketiganya adalah skilling, upskilling, dan reskilling.

"Skilling itu ditujukan kepada para fresh graduate. Jadi, anak-anak yang baru selesai sekolah yang ingin menambah keahlian (bisa) ikut pelatihan," tutur Asep kepada detikEdu di sela-sela acara Peluncuran Program Tech Muda 3.0 Plan Indonesia dan JPMorganChase, Kamis (22/5/2025) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

Sedangkan untuk pekerja yang terkena layoff atau PHK bisa mengikuti skema upskilling dan reskilling. Skema upskilling memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.

"Misalnya tadi hanya mahir komputer dasar, melalui upskilling bisa menambah jadi kemampuannya profesional kah atau tingkat di atasnya," ungkapnya.

Selanjutnya reskilling memungkinkan masyarakat menambah keahlian lain. Sehingga mereka bisa berkembang bahkan membuka jalan untuk bidang pekerjaan lainnya.

Pelatihan keterampilan menjadi salah satu hal yang diakomodir Kemnaker untuk masyarakat Indonesia. Dengan menerapkan sifat inklusif, seluruh masyarakat bisa mendaftar pelatihan secara gratis.

"Apapun, baik yang baru lulus sekolah, baru putus kontrak atau apapun namanya. Pelatihan di kita bersifat inklusif, artinya bebas siapapun bisa masuk. Sepanjang dia mampu membaca atau fisiknya," beber Asep.

"Artinya semua pelatihan itu bisa diikuti oleh semua kalangan, semua umur, tanpa memandang perempuan atau laki-laki. Jadi sifatnya inklusif dan durasi (pelatihannya) lebih pendek," imbuhnya lagi.

Pelatihan yang dilakukan di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas tidak memakan waktu lama. Hanya sekitar 3-4 bulan dan peserta akan mendapatkan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Untuk mendapatkan informasi pelatihan yang sedang dibuka, Asep menyarankan agar detikers mengunjungi website resmi masing-masing balai. Pelatihan bisa menggunakan metode daring/luring, sehingga bisa menjangkau bidang keahlian lebih luas.

"Misalkan ingin mendaftar pelatihan alat berat di Samarinda. Mendaftar secara sistem di Jakarta bisa. Jadi daftar di Jakarta, sepanjang lulus seleksi dari tim maka bisa ikut pelatihan (dan) akomodasinya gratis," katanya.

Bisa Ikut Program Tech Muda 3.0

Senior Project Manager Plan Indonesia, Anggy Andini menambahkan pekerja yang terkena layoff dan ingin mempelajari bidang teknologi bisa mengikuti program lanjutan Tech Muda 3.0. Caranya dengan mendaftar pelatihan IT/STEM ke lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Technical and Vocational Education and Training/TVET) di wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang.

Sebagai informasi Tech Muda 3.0 merupakan program berdurasi 2 tahun untuk pengembangan kapasitas lembaga TVET. Khususnya melalui pengembangan kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan pasar kerja.

Dengan program ini, lembaga TVET diharapkan bisa meningkat kapasitasnya, sehingga bisa menciptakan pengalaman belajar yang inklusif gender bagi masyarakat.

Usai program berlangsung, diharapkan lembaga TVET dapat membantu lebih banyak murid. Khususnya kaum muda perempuan yang ingin mengambil jurusan STEM/IT dan bekerja di bidang tersebut.

Anggi mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk mendaftar program ini. Karena program ini nantinya tidak akan membatasi usia dan latar belakang pendaftar karena langsung dilakukan oleh TVET. Pelatihan ini dilakukan dengan gratis, infonya bisa dicek di Instagram dan situs kitakerja.id.

Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli melaporkan jumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau layoff pegawai periode Januari-23 April 2025 mencapai 24.036 orang. Angka ini sekitar sepertiga dari jumlah korban PHK pada 2024 yakni 77.965 orang.

Hal tersebut disampaikan Yassierli dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (5/5/2025) lalu. Ia juga menyampaikan Jawa Tengah, Jakarta, dan Rau menjadi 3 provinsi terbanyak yang melakukan PHK.

"Saat ini sudah terata itu adalah sekitar 24 ribu jadi sudah sepertiga dari tahun 2024. Jadi kalau ada yang bertanya PHK year to year gabungan saat ini dibandingkan tahun lalu memang meningkat," tuturnya dikutip dari 20detik, Kamis (22/5/2025).




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads