5 Fakta Unik Kecoak, Benarkah Sulit Balik Badan Saat Tengkurap Hanya Mitos?

ADVERTISEMENT

5 Fakta Unik Kecoak, Benarkah Sulit Balik Badan Saat Tengkurap Hanya Mitos?

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Rabu, 14 Mei 2025 09:00 WIB
Ilustrasi kecoak
Ilustrasi kecoak Foto: Thinkstock
Jakarta -

Kecoak merupakan salah satu serangga yang paling sering ditemui sekaligus paling dibenci oleh manusia. Kehadirannya di rumah, dapur, atau tempat sampah sering kali memicu rasa jijik dan was-was.

Dengan tubuh pipih dan antena panjang, serangga ini mampu menyelinap melalui celah-celah sempit dan bertahan hidup di lingkungan yang kotor sekalipun.

Secara ilmiah, kecoak termasuk dalam ordo Blattodea, dan terdapat lebih dari 4.000 spesies di seluruh dunia. Namun, hanya beberapa jenis yang sering ditemukan di lingkungan manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecoak merupakan makhluk nokturnal yang aktif di malam hari, mencari sisa makanan, air, dan tempat lembap untuk bersarang.

Selain itu, kecoak juga dikenal memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa, bahkan dalam kondisi ekstrem. Hewan ini bisa hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, dan bahkan tanpa kepala selama beberapa hari.

ADVERTISEMENT

Sistem pernapasannya yang tersebar di tubuh membuatnya tetap bisa bernapas meski sebagian tubuhnya rusak. Tak heran jika kecoak sering disebut sebagai simbol kelangsungan hidup di tengah bencana.

Namun di balik ketangguhannya, kecoak menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan. Serangga ini dapat membawa berbagai jenis bakteri, virus, dan parasit yang menempel di tubuhnya saat berkeliaran di tempat-tempat kotor.

Ahli parasitologi sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr drh Supriyono, mengungkap sejumlah fakta menarik tentang kecoak yang jarang diketahui publik.

5 Fakta Unik Kecoak

1. Tahan Radiasi Tinggi?

Selain dikenal sulit dibasmi, kecoa juga memiliki ketahanan luar biasa terhadap paparan radiasi. Dr Supriyono mengungkapkan bahwa serangga ini mampu bertahan pada tingkat radiasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan manusia maupun hewan lainnya.

"Ketahanan ini dipengaruhi oleh kulitnya yang tebal serta sistem metabolisme yang unik. Tapi perlu dicatat, kecoa tetap bisa mati jika terpapar radiasi dalam dosis yang sangat tinggi," katanya.

2. Primitif yang Adaptif

Dr Supriyono juga mengungkapkan bahwa kecoa merupakan salah satu makhluk hidup paling primitif yang masih bertahan hingga kini, dengan sedikit perubahan sejak era purba.

"Bentuk fisik kecoa modern sangat mirip dengan fosil-fosil kuno yang ditemukan. Ini menandakan bahwa mereka memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan," terangnya.


3. Lebih Suka Berjalan daripada Terbang

Secara alami, kecoak memiliki dua pasang sayap. Pasang sayap pertama cenderung lebih kaku dan tebal, berfungsi melindungi sayap kedua yang lebih tipis dan lentur. Struktur ini membuat kecoak lebih memilih bergerak dengan cara berjalan atau merayap cepat di permukaan, ketimbang menggunakan kemampuan terbangnya.

Meski begitu, dalam situasi tertentu misalnya saat merasa terancam atau terganggu, kecoak dapat membuka sayapnya dan terbang untuk melarikan diri. Fenomena ini sering kali mengejutkan manusia yang tidak menduga kemampuan terbang serangga ini.

4. Sulit Balik Badan saat Tengkurap?

Anggapan bahwa kecoak tak mampu membalikkan tubuhnya saat dalam posisi tengkurap ternyata benar dan bukan mitos.

Hal ini dibenarkan oleh Dr Supriyono, yang menjelaskan bahwa struktur kaki kecoa yang panjang dan condong menyulitkan serangga itu untuk kembali ke posisi semula, terutama saat berada di permukaan yang licin.

"Karena kesulitan membalikkan badan, kecoak bisa mengalami dehidrasi hingga akhirnya mati," ujar Dr Supriyono.

5. Makin Mendekat Jika Terancam?

Fenomena kecoak yang tampak berlari ke arah manusia saat dikejutkan sering kali menimbulkan kepanikan. Namun menurut Dr Supriyono, hal tersebut bukanlah perilaku agresif, melainkan respons naluriah terhadap ancaman.

"Kecoak sebenarnya hanya mencari tempat berlindung, dan kebetulan arah larinya bisa saja menuju manusia," jelasnya.

Untuk mencegah keberadaan kecoa di rumah, ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan, terutama di area rawan seperti dapur, kamar mandi, dan tempat sampah.

"Pastikan tidak ada sisa makanan yang tercecer, tutup makanan dengan rapat, buang sampah secara teratur, atasi kebocoran air, serta gunakan insektisida atau perangkap serangga dengan benar," pungkas Dr Supriyono.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads