Karya ini tak hanya disambut dengan pujian, tetapi juga memicu kritik tajam dari sejumlah tokoh saat itu. Salah satunya datang dari pejabat Vatikan Biagio Martinelli.
Dikutip dari laman museivaticani, Biagio mengecam keras keberadaan banyak figur telanjang dalam karya tersebut. Menurutnya, sosok telanjang tak pantas ditampilkan di tempat suci.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tak layak melukis begitu banyak tubuh telanjang di tempat yang begitu mulia, yang secara terang-terangan memperlihatkan bagian-bagian yang memalukan. Karya semacam itu lebih cocok untuk pemandian umum atau kedai, bukan untuk kapel kepausan," ujar Biagia dikutip dari laman tersebut.
Kontroversi atas Il Giudizio Universale tidak mereda dalam waktu singkat. Perdebatan publik yang berlangsung selama bertahun-tahun akhirnya mendorong Kongregasi Konsili Trente pada tahun 1564 untuk mengambil tindakan.
Mereka memutuskan untuk menutup sejumlah figur yang dinilai tidak senonoh dalam lukisan tersebut. Tugas menambahkan kain penutup yang kemudian dikenal sebagai braghe atau celana diberikan kepada pelukis Daniele da Volterra. Sejak saat itu, Daniele dijuluki Il Braghettone atau "Si Pemasang Celana".
(pal/nwk)