Bukan 21 Hari, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Membentuk Kebiasaan Baru

ADVERTISEMENT

Bukan 21 Hari, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Membentuk Kebiasaan Baru

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 07 Mei 2025 09:30 WIB
Hari Lari Sedunia (Global Running Day) diperingati setiap 7 Juni. Peringatan ini mengajak orang-orang untuk memulai kebiasaan hidup sehat dengan cara berlari.
Foto: detikcom/Thinkstock/Kebiasaan lari di pagi hari
Jakarta -

Kebiasaan baru tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Namun, mengadopsi kebiasaan baru juga tidak terbentuk dalam 21 hari, seperti klaim populer di masyarakat.

Mitos 21 hari dapat ditelusuri kembali ke Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik pada 1960-an, yang mengamati bahwa pasiennya butuh sekitar tiga minggu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik. Ide ini kemudian diambil dan diulang dalam buku-buku pengembangan diri, yang akhirnya menjadi kebijaksanaan yang diterima.

Namun, seperti yang telah ditemukan oleh para psikolog dan ilmuwan perilaku, pembentukan kebiasaan jauh lebih rumit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Membentuk Kebiasaan Baru?

Sebuah studi pada 2010 berusaha mengikuti para relawan yang mencoba membangun rutinitas sederhana, seperti minum air setelah sarapan atau makan sepotong buah setiap hari. Hasilnya, para relawan membutuhkan rata-rata 66 hari agar perilaku tersebut menjadi otomatis.

Melansir dari laman Science Alert, para ilmuwan baru-baru ini meninjau beberapa studi yang mengamati berapa lama waktu yang dibutuhkan orang untuk membentuk kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan. Bukan 21 hari, membentuk kebiasaan baru butuh waktu sekitar dua hingga lima bulan.

ADVERTISEMENT

Apa yang Menentukan Sebuah Kebiasaan Akan Bertahan?

Konsistensi memainkan peranan kunci dalam kekuatan kebiasaan. Penelitian tahun 2021 yang berfokus pada aktivitas fisik menemukan bahwa semakin kuat kebiasaan (artinya semakin otomatis dan kurang membutuhkan usaha perilaku tersebut), semakin besar kemungkinan orang untuk berolahraga secara teratur.

Tidak mengherankan jika perilaku yang mudah dan tidak membutuhkan banyak usaha seperti minum air putih atau mengonsumsi vitamin setiap hari cenderung terbentuk lebih cepat daripada perilaku yang rumit seperti berlatih maraton.

Namun, apa pun kebiasaannya, penelitian menunjukkan bahwa mempertahankannya bukan hanya tentang meningkatkan motivasi atau kemauan. Intervensi yang secara aktif mendukung pembentukan kebiasaan, melalui pengulangan, isyarat, dan struktur, jauh lebih efektif untuk menciptakan perubahan yang bertahan lama.

Misalnya, program yang mendorong orang untuk menjadwalkan olahraga teratur pada waktu yang sama setiap hari, atau aplikasi yang mengirimkan pengingat untuk minum air putih setelah setiap makan. Program itu bisa membantu membangun kebiasaan dengan membuat perilaku tersebut lebih mudah diulang dan lebih sulit dilupakan.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads