Umat Hindu tengah merayakan Tahun Baru Saka 1947 yang jatuh pada hari ini Sabtu, 2 Maret 2025. Selaras dengan ini, umat Hindu juga akan melakukan tradisi Nyepi.
Selama Nyepi, umat Hindu tak boleh melakukan aktivitas umum. Seperti keluar rumah, bekerja, menyalakan lampu atau sebagainya. Mengapa mereka harus melakukan hal demikian?
Cari tahu yuk asal-usul Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka ini beserta makna di dalam perayaannya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka
Meski saat ini perayaan Nyepi sangat meriah dan penuh suka cita, tetapi ada sejarah kelam di baliknya. Hari Raya Nyepi ini pertama kali diperingati warga India.
Pada awal atau sebelum abad Masehi, negeri India dialami krisis serta konflik antarsuku. Saka, Yueh Chi, Pahiawa, Yavana hingga Malaya, demikian penjelasan di laman Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Situasi politik dan kehidupan beragama saat itu terombang-ambing. Pembinaan agama pun menjadi beragam karena banyaknya kelompok suku dan penafsiran yang berbeda.
Dari pertikaian antar suku-suku di atas, pemenang kekuasaan adalah suku Saka. Mereka menang di bawah Kanikskha I yang kemudian menjadi raja.
Dinobatkannya Kanikskha I sebagai raja menandai Saka tanggal 1 bulan 1 tahun 1 Saka. Tepatnya pada Maret tahun 78 Masehi.
Dari sejarah singkat tersebut, kita dapat melihat bahwa Hari Raya Nyepi adalah peringatan keberhasilan Kaniskha dalam menyatukan bangsanya yang sering bertikai.
Awal Masuk Tahun Saka ke Indonesia
Hari Saka kemudian ditetapkan sejak tahun 78 Masehi tersebut. Dalam satu tahun Saka, terdapat 12 bulan. Adapun bulan pertamanya adalah Caitramasa yang bersamaan dengan Maret dalam tahun Masehi atau Sasih Kesanga dalam kalender Jawa dan Bali.
Sejarah masuknya atau dikenalnya Tahun Baru Saka oleh warga Indonesia bermula dari Sang Pendeta Saka. Pria dengan gelar Aji Saka tersebut tiba di Jawa tepatnya Desa Waru Rembang, Jawa Tengah.
Ia datang pada tahun 456 Masehi, kala pengaruh Hindu sudah bertahan selama 4,5 abad. Disampaikan oleh Penyuluh Agama Hindu Kementerian Agama (Kemenag) Pancami sebagaimana dilansir dari laman Kemenag, mengatakan bahwa sejak diberlakukannya kalender Tahun Baru Saka toleransi bangkit antar suku bangsa di India.
Kalender Saka menyebar ke berbagai penjuru dunia seiring dengan berkembangnya agama Hindu.
Rangkaian Peringatan pada Hari Raya Nyepi
Bukan Indonesia namanya jika dalam setiap peringatan Hari Raya Besar tak ada tradisi perayaan. Termasuk pada Hari Raya Nyepi ini, umat Hindu di Indonesia punya ragam perayaan seperti berikut:
1. Nyepi
Nyepi adalah proses penyepian. Umat Hindu akan melaksanakan catur brata penyepian yang terdiri dari amati karya, amati geni, amati lelungan dan amati lelanguan.
2. Ngembak Geni
Tradisi lainnya yang dilakukan umat Hindu selama Tahun Baru Saka adalah Ngembak Geni. Ini adalah kegiatan mesima krama di lingkungan terdekat seperti keluarga atau tetangga.
3. Tawur Agung
Pada setiap perempatan desa/pemukiman ada lambang yang menjaga keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksud baik dalam buana alit, buana agung, manusia Bhuta, keseimbangan Dewa.
Lambang diharapkan dapat memberi kesejahteraan hingga kedamaian. Tradisi Tawur Agung juga diisi oleh acara ngerupuk di setiap rumah tetangga yang bertujuan membersihkan lingkungan dari bhutakala.
4. Upacara Melasti, Mekiyis dan Melis
Upacara-upacara ini dilakukan untuk mencuci diri masing-masing. Upacara digelar di sumber air suci kelebutan, campuan, petirtaan dan segara. Rata-rata umat Hindu melakukannya di segara karena sekalian melangsungkan nunas tirta amertha (tirta memberi kehidupan).
Nah, begitulah awal mula adanya Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka di kalangan umat Hindu. Semoga menambah wawasan detikers ya.
Makna Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu
Melansir laman Dinas Kebudayaan Buleleng, filosofi atau makna dari Hari Raya Nyepi adalah memohon kepada Tuhan yakni Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tujuannya untuk melakukan penyucian Bhuana Alit (manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Adapun larangan tak boleh bekerja dan melakukan aktivitas pada umumnya bertujuan menciptakan suasana sepi. Dengan begitu hiruk pikuk kehidupan dunia dan nafsu-nafsu yang ada dapat disucikan.
(cyu/faz)