Simbiosis Macam Apa Ini? Gurita Laut Dalam Tunggangi Ikan Hiu Laut Terbuka

ADVERTISEMENT

Simbiosis Macam Apa Ini? Gurita Laut Dalam Tunggangi Ikan Hiu Laut Terbuka

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Senin, 24 Mar 2025 10:00 WIB
Gurita yang tunggangi ikan hiu mako, pemandangan yang aneh
Foto: (Dokumentasi tangkapan layar via University of Auckland)
Jakarta -

Sudah lazim diketahui, ikan hiu selalu diikuti ikan remora. Relasinya, simbiosis komensalisme. Namun, kalau gurita laut dalam tunggangi hiu laut terbuka? Ilmuwan pun bingung.

Pemandangan unik nan langka itu terjadi pada Desember 2023 lalu. Saat itu ahli ekologi kelautan Rochelle Constantine melihat sesuatu yang aneh selama perjalanan penelitian di dekat pantai utara Selandia Baru.

Hiu mako yang dilihatnya berenang di dekat permukaan air tidaklah aneh, tapi kok, apa itu bercak oranye raksasa di kepalanya? Hal ini aneh, belum pernah ditemuinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, saya bertanya-tanya, apakah itu pelampung? Apakah ia terjerat peralatan memancing atau baru saja tergigit?" kata Constantine kepada New York Times, dilansir Smithsonian Magazine, Jumat(21/3/2025), ditulis Senin (24/3/2025).

Tim Constantine pun mengirim pesawat drone untuk mengamati lebih dekat. Ditangkaplah gambar yang lebih jelas, massa oranye itu adalah apa yang kemudian mereka sebut sebagai 'sharktopus', gurita yang menempel di kepala hiu.

ADVERTISEMENT

Tim peneliti mengamati pasangan itu selama sepuluh menit sebelum melanjutkan perjalanan, tetapi mereka tercengang oleh pengaturan tumpangan yang tidak biasa itu. Kedua hewan itu, biasanya tidak diharapkan untuk bertemu satu sama lain.

"Kami benar-benar tidak tahu bagaimana gurita ini, yang hidup di dasar laut, bertemu dengan hiu mako ini yang hidup di perairan laut terbuka," kata Constantine, yang bekerja di Universitas Auckland, Selandia Baru, dalam email kepada Live Science.

"Ini benar-benar misteri. Tetapi lautan dipenuhi dengan hal-hal yang tak terduga," imbuhnya.

Para ilmuwan melihat keduanya di Teluk Hauraki di lepas Pulau Utara Selandia Baru. Penunggang yang pemberani itu adalah gurita Maori, gurita terbesar di belahan Bumi Selatan. Sedangkan ikan hiu, berjenis mako sirip pendek, dikenal karena melompat tinggi dari air dan menjadi hiu tercepat di dunia, yang berarti ia mungkin menawarkan perjalanan yang liar pada gurita itu.

"Gurita itu mungkin akan mengalami pengalaman yang cukup, karena [mako] dapat mencapai kecepatan 50 km/jam," tulis Constantine dalam sebuah pernyataan.

Ditambahkannya, begitu hiu mulai bergerak lebih cepat, gurita itu mungkin tidak akan mampu bertahan. Ada kemungkinan bahwa pada saat itu, hiu itu akan memakannya. Atau, ia bisa saja turun ke dasar laut, tempat tinggalnya yang biasa.

Namun, setidaknya selama beberapa menit, mereka berenang bersama dengan damai.

"Hiu itu tampak cukup senang, dan gurita itu tampak cukup senang. Itu adalah pemandangan yang sangat tenang," katanya.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads