Laporan Kebahagiaan Dunia atau World Happiness Report kembali menobatkan Finlandia sebagai negara paling bahagia di Bumi.
Pemeringkatan 2025 menyajikan data yang menarik yaitu negara-negara Nordik mendominasi, peringkat Amerika Serikat anjlok, dan ketimpangan merupakan pendorong utama ketidakbahagiaan.
Negara-negara Nordik (Finlandia, Norwegia, dan Denmark) terus-menerus menempati peringkat tinggi dalam peringkat kebahagiaan. Finlandia telah menduduki puncak selama sepuluh tahun berturut-turut dan Islandia pun tak asing. Bahkan Swedia kini berada di posisi keempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sembilan dari sepuluh negara teratas adalah Eropa, dengan satu-satunya pengecualian adalah Israel.
Sedangkan pada World Happiness Report 2025, di bagian bawah ada Afghanistan, Lebanon, Lesotho, Sierra Leone, dan Republik Demokratik Kongo. Di negara-negara kesulitan menjadi bagian konstan dari kehidupan sehari-hari.
Laporan Kebahagiaan Dunia menghitung peringkatnya menggunakan rata-rata tiga tahun data Gallup World Poll dari lebih dari 140 negara, dengan fokus pada enam variabel utama yang berkontribusi pada kesejahteraan yakni PDB per kapita; dukungan sosial; harapan hidup sehat; kebebasan untuk membuat pilihan hidup; kemurahan hati; dan persepsi korupsi.
Pada perbandingan antarnegara, para peneliti membuat distopia hipotetis negara dengan nilai terendah di keenam kategori, lalu mengukur seberapa jauh setiap negara yang nyata naik di atas garis dasar tersebut.
Semakin tinggi skor suatu negara di setiap faktor, semakin banyak warganya melaporkan kepuasan hidup pada skala 0 hingga 10. Skor yang disesuaikan ini kemudian dirata-rata untuk menghasilkan skor kebahagiaan nasional akhir.
Kunci Negara Bahagia
Resep kebahagiaan suatu negara bukanlah sesuatu yang misterius. Terlebih, resep tersebut didukung oleh penelitian selama puluhan tahun.
Dikutip dari ZME Science, berikut adalah hal-hal inti yang dapat menjadi faktor kebahagiaan suatu negara:
- Berinvestasi pada infrastruktur sosial: Layanan kesehatan dan pendidikan gratis.
- Work-life balance: Pekan kerja yang lebih pendek dan cuti berbayar.
- Mengatasi ketimpangan: Kesenjangan kekayaan yang ekstrem mengikis kebahagiaan.
- Membangun kepercayaan: Transparansi penting, korupsi membuat orang tidak bahagia.
- Memperkuat hubungan sosial: Suatu bangsa akan maju pesat jika orang-orangnya dapat saling bergantung.
(nah/nwy)