Mudik sudah menjadi tradisi yang selalu dilakukan setiap Lebaran atau hari raya Idul Fitri. Mudik diartikan secara umum sebagai pulang kampung atau ke daerah asalnya.
Para pelaku mudik adalah orang-orang yang merantau ke daerah lain untuk mencari rezeki. Pada kesempatan libur panjang seperti Lebaran, mereka memanfaatkannya untuk berkumpul dengan keluarga.
Mudik menjadi tradisi yang hampir menjadi kewajiban bagi para perantau. Jarak jauh antara kampung halaman dan tempat bekerja menjadikan mereka tak bisa pulang sewaktu-waktu. Semua cerita saat mudik menjadi bahan pembicaraan menarik saat di kampung halaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Kata Mudik
Dalam jurnal berjudul Makna Hidup di Balik Tradisi Mudik Lebaran oleh Muskinul Fuad, dijelaskan mudik berasal dari kata 'udik' yang berarti kampung. Dengan demikian, mudik berarti pulang kampung.
Makna lain seperti disampaikan Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Heddy Shri Ahimsa Putra, mudik juga berasal dari bahasa melayu 'udik', namun berarti hulu atau ujung. Masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai dahulu kala sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu. Kemudian mereka kembali ke udik pada sore hari, sehingga disebut mudik.
"Berasal dari bahasa Melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya," kata Antropolog UGM, Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra, dikutip detikcom.
Sejarah Mudik Lebaran di Indonesia
Dikutip dari situs Kementerian Perhubungan, istilah mudik mulai sekitar 1970-an. Banyak masyarakat yang mengadu nasib ke Jakarta yang merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia.
Mereka mencari penghidupan dari berbagai hal, ada yang bekerja di kantor pemerintah, perusahaan swasta, pabrik dan menjadi pengusaha. Pada saat para perantau kembali ke kampung halamannya, itulah yang disebut dengan mudik.
Sebelum disebut mudik pun tradisi ini sudah ada sejak lama. Dikutip dari situs Kemdikbud, tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu, ketika transportasi masih banyak dilakukan dengan berjalan kaki atau naik kendaraan kuda.
Seiring perkembangan zaman, perjalanan mudik dilakukan dengan mobil, bus, kereta api, kapal, dan pesawat terbang. Bahkan kini perjalanan semakin singkat dengan adanya tol.
Tujuan dan Fungsi Mudik Lebaran
Mudik tak sekadar pulang kampung, namun ada tujuan dan fungsinya. Dilansir dari situs Indonesia Baik Kementerian Komdigi, berikut ini beberapa tujuan dan fungsi mudik:
- Bersilaturahmi dengan orang tua, kerabat, dan tetangga.
- Mengingatkan diri dengan asal-usul daerah bagi para perantau.
- Berbagi rezeki dari hasil merantau kepada saudara di kampung.
- Terapi psikologis dengan liburan dan berwisata.
Saat ini, mudik bahkan hampir menjadi kewajiban bagi para perantau menjelang Idul Fitri atau hari besar lainnya. Mudik juga dipandang sebagai bagian dari kewajiban berbakti pada keluarga. Buat para detikers yang mudik di Idul Fitri 2025, hati-hati di jalan dan selamat bertemu dengan keluarga.
(bai/row)