Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ZooKeys menyarankan nama baru untuk Badak Jawa Ujung Kulon. Hal ini bertujuan untuk memisahkan hewan terancam punah itu dari jenis badak lainnya.
Mengutip IFL Science, ada dua jenis badak bercula satu. Yakni badak India dan badak Jawa yang tinggal di Ujung Kulon.
Keduanya memiliki ciri khas masing-masing, meski sama-sama badak bercula satu. Untuk itu, peneliti menyarankan pembedaan nama ilmiah bagi keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Badak Jawa Ujung Kulon dan Badak India
Badak Jawa Ujung Kulon merupakan mamalia yang mendapat status sangat terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Spesies ini hidup di satu daerah terpencil kecil di Semenanjung Ujung Kulon, Banten.
Hewan ini memiliki tubuh yang kecil dan ramping. Menariknya badak jawa memiliki gigi khusus untuk memakan makanan yang lebih lembut seperti daun.
Kulit mereka unik, karena ditutupi poligon seperti sisik khas yang membentuk pola seperti mosaik di seluruh tubuhnya. Keunikan lain yang tidak bisa dilepaskan adalah badak betina spesies ini tidak memiliki cula, tetapi hanya tonjolan kecil.
Bila badak Jawa Ujung Kulon mendapat status sangat terancam, badak India berstatus rentan. Persebaran spesies ini lebih luas, dari India, Nepal, dan Myanmar.
Perbedaan lain antara badak Jawa dan badak India ada di gigi khusus keduanya. Jika badak Jawa punya gigi untuk memakan bahan makanan yang lembut, badak india khusus memakan makanan lebih keras.
Badak India juga jauh lebih besar dibanding badak Jawa. Mereka memiliki tubuh berat dengan jumlah lipatan kulit yang dalam.
Seiring berjalannya zaman, mamalia darat beradaptasi dengan lingkungan kehidupannya. Pada kasus ini badak India dan badak Jawa beradaptasi dengan keragaman jenis makanan yang dapat mereka konsumsi.
Akibatnya variasi morfologi gigi dan tengkorak mereka terbentuk secara khusus.
"Pada badak, adaptasi ini diidentifikasi dalam struktur gigi dan postur kepala mereka," kata para peneliti.
Selain fisik, badak Jawa dan badak India memiliki perbedaan perilaku. Badak Jawa lebih suka menyendiri dan lebih suka berkeliaran sendirian di hutan.
Sedangkan badak India untuk sementara waktu lebih suka berkumpul dengan kawanan. Kelompok sosial ini disebut dengan crash.
Nama Baru Badak Jawa Ujung Kulon
Badak jawa dan badak India dulunya memiliki rentang wilayah yang sama. Sehingga para peneliti bertanya-tanya apakah evolusi mereka saling terkait.
Fosil badak Jawa paling awal berasal dari 8-9 juta tahun yang lalu di Myanmar. Namun, para ilmuwan percaya bahawa tekanan lingkungan menyebabkan kedua spesies berevolusi secara independen.
Akibatnya muncul perbedaaan pada gigi, makanan, dan perilaku mereka. Karena hal ini, ilmuwan mengusulkan agar badak Jawa memiliki nama ilmiah baru.
Yakni Eurhinoceros sondaicus sebagai pengakuan atas perbedaan dan evolusinya. Sedangkan badak India memiliki nama ilmiah Rhinoceros unicornis.
"Mengenali Eurhinoceros sondaicus sebagai genus yang berbeda memberikan gambaran yang lebih akurat tentang sejarah evolusi dan spesialisasi ekologinya," kata ilmuwan.
"Klasifikasi yang lebih baik ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang evolusi badak tetapi juga memberikan kerangka kerja yang lebih jelas untuk perencanaan konservasi dan menyusun strategi untuk perlindungan hewan yang terancam punah ini," pungkas mereka.
(det/nah)