Fenomena langka yakni parade planet akan terjadi pada 28 Februari 2025 mendatang. Parade planet menampilkan tujuh planet yang terlihat sejajar di langit.
Planet-planet tersebut yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Kesejajaran ini muncul di sepanjang ekliptika atau lintasan yang dilalui Matahari.
"Ada sesuatu yang istimewa saat melihat planet-planet dengan mata kepala sendiri," kata Jenifer Millard, komunikator sains dan astronom di Fifth Star Labs di Inggris dilansir dari BBC, Selasa (25/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu Terbaik Melihat Parade Planet
Menurut Gerard van Belle, Direktur Sains Observatorium Lowell, waktu terbaik untuk melihat parade planet ini adalah saat malam hari. Selain itu, pengamat juga dapat melihat taburan bintang yang membuat langit terlihat ramai.
"Ketika ini terjadi, kita dapat melihat banyak planet di langit malam," katanya dikutip dari Space.com.
Menurut Belle, penampakan empat atau lebih planet sejajar adalah momen langka. Sementara pertunjukkan satu planet hampir ada tiap malam dan dua atau tiga planet bisa dilihat pada saat tertentu sepanjang setahun.
Parade planet ini dikatakan Belle akan terjadi lagi pada pertengahan Agustus. Namun, saat itu pertunjukannya lebih baik diamati pada pagi hari.
"Pada pertengahan Agustus, kita akan melihat enam planet berbaris di langit pagi: Jupiter, Venus, Uranus, Saturnus, Neptunus, dan Merkurius," Belle.
Apakah Parade Planet Berdampak bagi Bumi?
Millard mengatakan dampak parade planet terhadap Bumi lemah bahkan tidak ada. Namun berkaca pada fenomena serupa tahun 2019, beberapa peneliti menyebut parade planet punya pengaruh terhadap aktivitas Matahari.
Fisikawan di pusat penelitian Helmholtz-Zentrum di Dresden-Rossendorf di Jerman, Frank Stefani meyakini bahwa solar minimum Matahari dipengaruhi oleh gaya pasang surut Venus, Bumi, dan Jupiter.
Walaupun tarikan pasang surut planet-planet terhadap Matahari lemah, tetapi saat planet sejajar dapat mendorong peristiwa tersebut. Ketika beberapa planet sejajar, terjadi rotasi kecil dalam bintang yang disebut gelombang Rossby.
"Di Bumi, gelombang Rossby menyebabkan siklon dan antisiklon. Kita memiliki gelombang Rossby yang sama di Matahari," kata Stefani.
Kesejajaran Venus, Bumi, dan Jupiter menyebabkan periodisitas aktivitas matahari selama 11,07 tahun. Artinya, hampir sama persis dengan panjang siklus matahari yang kita lihat.
Sementara menurut seorang ilmuwan NASA bernama Gary Flandro, parade planet dapat mempersingkat waktu tempuh wahana antariksa dalam mencapai planet luar. Saat parade planet, tarikan gravitasi planet berada di lokasi tepat.
Flandro mengatakan rentang waktu wahana antariksa pergi ke planet dapat memakan 12 tahun saja. Sementara saat kondisi biasa, waktu tempuh dapat berkisar 30 tahun.
Parade Planet Jadi Cara Para Astronom Amati Galaksi
Selain memberi kesempatan untuk wahana antariksa terbang lebih singkat. parade planet juga membuat para peneliti lebih mudah menyelidiki galaksi. Seperti dituturkan oleh Jessie Christiansen, seorang astronom di Nasa Exoplanet Science Institute di California Institute of Technology.
"Sebagian besar analisis komposisi atmosfer kita disebabkan oleh keselarasan," katanya.
Ketika parade planet, ilmuwan dapat lebih mudah mengamati bintang dan galaksi terkecil seperti Earendel (bintang terjauh dari Bumi). Selain itu, parade planet dimanfaatkan ilmuwan untuk menyelidiki keberadaan kehidupan ekstraterestrial.
Para ilmuwan pun sebelumnya berhasil menemukan banyak planet yang mengorbit bintang-bintang tertentu. Parade planet menyingkap bahwa planet-planet dalam sistem itu sebenarnya beresonansi satu sama lain.
Tak hanya planet yang dapat melakukan kesejajaran, galaksi pun demikian. Saat parade planet, ilmuwan mengklaim lebih mudah mengamati kesejajaran planet.
"Ini adalah keselarasan besar di seluruh skala alam semesta," kata Christiansen.
(cyu/pal)