Suara Makhluk Ini Paling Ditakuti Hewan-hewan di Sabana Afrika, Singa Kalah

ADVERTISEMENT

Suara Makhluk Ini Paling Ditakuti Hewan-hewan di Sabana Afrika, Singa Kalah

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 22 Feb 2025 12:00 WIB
Samara Private Game Reserve
Foto: CNN/Ilustrasi singa di sabana
Jakarta -

Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan merupakan ekosistem alami bagi hewan-hewan liar yang menghuni sabana hingga hutan. Di sabananya, terdapat hewan-hewan besar seperti gajah Afrika, singa Afrika, macan tutul, hingga banteng Afrika.

Namun nyatanya, studi menemukan ada jenis predator lain yang paling ditakuti di sana. Apa itu?

Seperti yang diketahui, bahwa Afrika merupakan wilayah bagi hewan-hewan buas yang mematikan. Per tahunnya, dilaporkan berbagai kasus serangan hewan liar ke manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hewan yang dianggap paling berbahaya yakni kuda nil. Mamalia ini diketahui membunuh lebih banyak manusia dibandingkan spesies darat Afrika lainnya, demikian dilansir World Atlas.

Perilaku kuda nil yang berbahaya berkaitan dengan sifatnya yang teritorial dan agresif. Selain itu, hewan ini juga memiliki ukuran besar hingga mencapai 1.496 kilogram.

ADVERTISEMENT

Tak hanya kuda nil, buaya, ular, kerbau Afrika juga dianggap berbahaya karena perilaku mereka yang sangat agresif.

Meski begitu, studi yang dilakukan Taman Nasional Kruger, ternyata menunjukkan bahwa hewan-hewan besar nan berbahaya itu, justru bukan yang paling ditakuti. Para peneliti menemukan makhluk lain, yang suaranya banyak ditakuti hewan-hewan di sabana.

Makhluk apa yang dimaksud?

Suara Makhluk Paling Ditakuti Hewan-hewan di Taman Nasional Kruger

Para ilmuwan mencoba meneliti respons hewan terhadap suara predator lain. Hal ini termasuk dilakukan uji coba untuk suara-suara manusia.

Dalam percobaannya, ilmuwan mengamati reaksi 19 jenis hewan berbeda di Taman Nasional Kruger Afrika Selatan, termasuk kerbau, zebra, gajah, hyena, jerapah, kudus, dan babi hutan, ketika mereka mendengar suara predator yang berbeda.

Mereka melakukannya dengan memasang kamera dengan sistem pengeras suara. Kamera pengintai tersebut dipasang di dekat kubangan air selama musim kemarau, tempat predator seperti singa cenderung mencari dan membunuh mangsa.

Kamera juga dilengkapi dengan sensor bergerak yang terpicu jika ada hewan yang lewat dalam jarak 10 meter. Suara-suara yang dipancarkan antara lain auman singa, suara anjing, suara perburuan (termasuk tembakan), suara burung, hingga suara manusia yang berbicara pelan-pelan (seperti mengobrol).

Hasilnya, ditemukan bahwa suara manusia menjadi yang paling ditakuti oleh hewan-hewan. Banyak hewan bereaksi, bahkan berlari setelah mendengar suara manusia.

"Ketakutan terhadap manusia secara signifikan melebihi rasa takut terhadap singa di seluruh komunitas mamalia sabana," tulis penelitian yang terbit di Current Biology, Volume 33, Issue 21, 6 November 2023 tersebut.

Mengapa Hewan-hewan di Sabana Afrika Begitu Takut dengan Manusia?

Menurut studi tersebut, satwa liar dua kali lebih mungkin meninggalkan kubangan air dan melarikan diri dalam waktu 40 persen lebih cepat karena respons terhadap suara manusia, dibandingkan respons terhadap suara singa atau perburuan.

Dalam penemuan itu, gajah hingga babi hutan terlihat terhadap suara manusia dengan melarikan diri dengan cepat. Kemudian saat mendengar suara auman singa, gajah secara agresif menyerang speaker.

Jika dibandingkan, hampir 95 persen spesies berlari lebih banyak atau meninggalkan lubang air lebih cepat karena mendengar suara manusia dibandingkan dengan auman singa.

"Hasil ini menghadirkan tantangan baru yang signifikan bagi pengelolaan kawasan lindung dan konservasi satwa liar, karena sekarang sudah jelas bahwa ketakutan terhadap manusia yang tidak berbahaya sekalipun, seperti wisatawan satwa liar, dapat menyebabkan dampak yang sebelumnya tidak diketahui," kata Liana Zanette, pemimpin studi dan ahli biologi Western University di Kanada, dikutip dari ABC News.

Penelitian ini menunjukkan, hewan-hewan di Taman Nasional Kruger telah mengetahui bahwa kontak dengan manusia bisa menjadikan mereka dalam bahaya. Hal ini terjadi karena manusia melakukan perburuan, penggunaan senjata, dan penggunaan anjing untuk menangkap hewan di alam liar.

Penemuan ini sekaligus memberi tanda, pentingnya melindungi spesies yang rentan di ekosistem tersebut.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads