Di Inggris bagian utara terdapat peninggalan sejarah yang mengungkap kehidupan era Kekaisaran Romawi. Itulah Tembok Hadrian yang dibangun pada 122 M dengan panjang sekitar 73 mil atau 122 km.
Bangunan ini membentang di bagian paling utara Inggris dari pantai ke pantai sebagai tembok pertahanan. Berdasarkan kerja keras para arkeolog selama bertahun-tahun, ditemukan berbagai fakta yang berkaitan dengan tembok ini.
Berkaitan dengan Kaisar Hadrian
Posisi Tembok Hadrian tidak mengikuti perbatasan antara Inggris dan Skotlandia. Pasalnya, saat dibangun, kedua negara ini belum ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Romawi menaklukkan Inggris pada 43 M, pulau tersebut jadi tempat tinggal berbagai suku yang sebagian di antaranya amat memusuhi penjajah. Maka dari itu dibangunlah tembok pertahanan untuk menghalau bangsa yang disebut sejarawan sebagai orang barbar.
Seperti dikutip dari Mental Floss, Tembok Hadrian juga berfungsi sebagai representasi simbol kekuatan Romawi. Maka dari itu masyarakat setempat diingatkan bahwa mereka hidup di bawah kendali Romawi.
Pada abad ke-4, sejarawan Romawi Eutropius menyebut bangunan ini dibuat Kaisar Septimius Severus yang memerintah Kekaisaran Romawi pada 193-211 M. Pendapat tersebut disetujui pada abad pertengahan.
Akan tetapi pada 1840, pendeta Northrumbria John Hodgson menjelaskan tembok ini berkaitan dengan Hadrian, kaisar Roma pada 117-138 M. Hal ini ia jelaskan melalui buku History of Northrumbria.
Pendapat tersebut dijelaskan Hodgson usai mencermati konstruksi tembok dan membuat salinan berbagai prasasti yang ditemukan sepanjang Tembok Hadrian. Dari kajian tersebut disimpulkan, tembok ini hanya dapat dibangun atas perintah Hadrian.
Namun, anehnya juga, Hodgson menyembunyikan hal tersebut dalam catatan kaki di bukunya sampai kemudian ditemukan oleh sejarawan Collingwood Bruce dan fakta tersebut disebarluaskan.
Tembok Dibangun Sekitar 5 Ribu Tentara
Sejarawan memperkirakan Tembok Hadrian dibangun oleh sekitar 5 ribu tentara selama enam tahun. Pembangunan tersebut dapat dikatakan besar-besaran karena tidak hanya tembok batu pertahanan, tetapi juga dibangun banyak benteng, menara, serta gerbang yang dipasang di tiap mil dengan pos penjagaan.
Pos penjagaan tersebut dikenal sebagai milecastle dengan dua menara kecil untuk mengamati ke luar tembok.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan di Benteng Birdoswald, salah satu benteng di ujung barat, diungkap bahwa tentara dari Dacia (Rumania modern) tinggal di sana. Mereka menuliskan nama unit mereka Cohors I Aelia Dacorum Milliaria di atas gerbang timur benteng.
Prasasti ini pun memiliki gambar pedang melengkung khas Dacia yang dikenal sebagai falx. Hal tersebut menunjukkan keragaman tentara Romawi.
Pasca Kematian Hadrian
Setelah wafatnya Hadrian pada 138 M, putranya yakni Kaisar Antoninus Pius mengambil alih kekuasaan. Sekitar 140 M, ia memerintahkan tembok pertahanan baru dibangun lebih jauh ke utara.
Struktur baru tersebut dikenal sebagai Tembok Antonine yang terbuat dari rumput dan kayu sepanjang 38 mil. Walau begitu, tembok ini tak bertahan lama dan ditinggalkan lantaran tentara kembali ke Tembok Hadrian.
Penemuan Tulisan Tangan Tertua
Di benteng lain di Tembok Hadrian bernama Benteng Romawi Vindolanda, ditemukan banyak artefak peninggalan tentara Romawi, termasuk tablet dengan tulisan tangan tertua di dunia yakni Tablet Vindolanda.
Sekarang ini tablet tersebut disimpan dengan kondisi khusus di British Museum supaya tidak hancur. Kendati begitu, menggunakan fotografi inframerah, pesan tetap dapat terbaca.
Setidaknya Tembok Hadrian sempat diduduki tentara selama lebih dari 300 tahun. Kemudian, tembok ini ditinggalkan setelah Romawi pergi dari Inggris pada abad ke-5.
Sejak itu, banyak bangunan tembok dilucuti penduduk setempat untuk digunakan membangun rumah.
Pada abad 19, John Clayton memutuskan melestarikan sebanyak mungkin tembok yang masih ada dan membeli tanah di sekitarnya. Selanjutnya hadir juga National Trust dan English Heritage yang menjadi wadah konservasi khusus untuk memelihara Tembok Hadrian.
(nah/nwk)