Jika detikers ikut mencermati, mungkin kalian juga menyadari bahwa di Indonesia kerap terjadi perubahan cuaca ekstrem. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memiliki penjelasan soal ini.
"Wilayah Indonesia itu kan sangat kompleks dibandingkan negara lain, satu-satunya yang di antara dua samudra, Samudra Pasifik (dan) Samudra Hindia. Dan di antara dua benua yang cukup besar dan juga di ekuator," kata Dwikorita Karnawati.
"Satu-satunya seperti itu di dunia, cek di peta itu hanya Indonesia," imbuhnya, dikutip dari unggahan BMKG dan AntaraTV, dikutip Kamis (20/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebabkan posisi Indonesia yang diapit dua samudra dan dua benua itulah maka, seperti dikatakan Dwikorita, cuaca di Indonesia cepat sering berubah.
"Di kita pulau-pulau kecil di tengah laut yang luas, sehingga fenomena itu yang sangat kompleks dan cepat berubah. Sehingga prakiraan cuaca dan iklim di wilayah seperti Indonesia itu memang sulit," imbuh Dwikorita.
"Makanya banyak orang asing dari luar tuh pengen belajarnya di Indonesia," sebutnya.
Letak Geografis Indonesia
Indonesia diapit oleh dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan dua benua yaitu Asia dan Australia.
Letak geografis tersebut tak hanya mengakibatkan seringnya terjadi perubahan cuaca ekstrem, melainkan juga iklim musim, angin muson barat dan timur.
Angin muson barat membawa musim hujan yang berlangsung sekitar Oktober-April.
Sedangkan angin muson timur membawa musim kemarau yang berlangsung pada April-Oktober.
Meski ada periode iklim seperti itu, terkadang kita juga bisa mendapati hujan deras di musim kemarau, misalnya. Dan hal ini bukanlah anomali iklim.
Seperti pada kemarau tahun lalu, fenomena hujan deras pada musim kemarau dipengaruhi oleh letak Indonesia yang ada di antara dua benua dan dua samudra.
Pada Juli 2024 lalu, saat sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, kondisi tidak selalu menunjukkan kering dan panas. Sebab, iklim di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh musim.
Dikutip dari arsip BMKG, menurut Kepala BMKG, ada banyak faktor lain yang memengaruhi keragaman iklim di Indonesia, baik faktor global ataupun lokal.
Faktor global yang dimaksud adalah fenomena El Nino/La Nina. Kemudian faktor regional misalnya Madden Julian Oscillation serta menghangatnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia. Sedangkan faktor lokal misalnya angin darat dan angin laut.
"Sebuah kejadian cuaca, umumnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor tersebut," kata Dwikorita melalui keterangan resmi BMKG Juli 2024, dikutip Kamis (20/2/2025).
(nah/nwk)