Hari Valentine 14 Februari dirayakan sebagai waktu untuk merayakan romansa, cinta, dan kesetiaan. Namun, asal usul festival asmara ini diketahui memiliki berbagai versi.
Salah satu versi sejarah Valentine diketahui mengungkapkan latar belakang yang gelap dan berdarah. Meskipun tidak ada yang benar-benar tahu asal usul Hari Valentine, tapi tempat untuk memulai sejarahnya adalah Roma kuno.
Sejarah 13-15 Februari yang Dikaitkan dengan Pesta Lupercalia
Pada zaman dahulu, pada 13 hingga 15 Februari, orang-orang Romawi biasa merayakan pesta Lupercalia. Para pria mengorbankan seekor kambing dan seekor anjing, lalu mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Sejarah dan Klasik Universitas Yale, Noel Lenski mengatakan kaum romantis Romawi mabuk dan telanjang. Ia mengatakan kepada NPR, yang dikutip Kamis (13/2/2025), bahwa para wanita muda akan berbaris agar para pria memukul mereka. Mereka percaya hal ini akan membuat mereka subur.
Festival itu mencakup undian perjodohan di mana para pria muda mengambil nama-nama wanita dari sebuah toples. Para pasangan itu kemudian akan berpasangan selama festival berlangsung atau lebih lama, jika pasangannya cocok.
Perayaan Hari St Valentine
Bangsa Romawi kuno diperkirakan berperan dalam penamaan hari kasih sayang ini. Kaisar Claudius II mengeksekusi dua orang pria, keduanya bernama Valentine, pada 14 Februari di tahun yang berbeda pada abad ketiga. Kemartiran mereka dihormati oleh Gereja Katolik dengan perayaan Hari St Valentine.
Kemudian, Paus Gelasius I pada abad kelima menggabungkan Hari St Valentine dengan Lupercalia untuk menyingkirkan ritual pagan. Namun, festival tersebut dinilai lebih merupakan interpretasi teatrikal.
"Itu lebih seperti pesta mabuk-mabukan, tetapi orang Kristen mengenakan baju. Hal itu tidak mengurungkan perayaannya menjadi hari kesuburan dan cinta," imbuh Lenski.
Sekitar waktu yang sama, orang Norman merayakan Hari Galatin. Galatin berarti "pencinta wanita."
Perayaan itu diduga tertukar dengan Hari St Valentine, sebagian karena kedengarannya mirip.
Seiring berjalannya waktu, peringatan Hari Valentine menjadi semakin manis. Chaucer dan Shakespeare meromantisasinya dalam karya mereka dan menjadi populer di seluruh Inggris dan seluruh Eropa.
Kartu dari kertas buatan tangan pun menjadi tanda mata pada Abad Pertengahan. Akhirnya, tradisi tersebut masuk ke Dunia Baru. Revolusi Industri membawakan kartu buatan pabrik pada abad ke-19.
Pada 1913, Hallmark Cards dari Kansas City, Mo, mulai memproduksi kartu ucapan Valentine secara massal. Sejak saat itu, Februari memiliki nuansa yang berbeda.
(nah/faz)