Perpusnas Umumkan Jadwal Operasional Baru Imbas Efisiensi Anggaran, Mulai 10 Februari!

ADVERTISEMENT

Perpusnas Umumkan Jadwal Operasional Baru Imbas Efisiensi Anggaran, Mulai 10 Februari!

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 07 Feb 2025 14:30 WIB
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) yang letaknya berada tak jauh dari kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat ini menyimpan sesuatu yang berbeda. Menjadi perpustakaan tertinggi di dunia, Perpustakaan Nasional ini akan memberikan pengalaman yang menakjubkan.
Perpusnas RI. Foto: Muhammad Lugas Pribady
Jakarta -

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI umumkan tidak membuka layanan (tutup) pada hari Minggu, libur nasional, dan cuti bersama. Keputusan ini disebut sebagai tindak lanjut kebijakan Pemerintah mengenai efisiensi belanja kementerian/lembaga pada 2025.

"Mohon maklum dan terima kasih," tulis Perpusnas dalam pengumuman yang diunggah di Instagram resmi, dikutip Jumat (7/2/2025).

Jam Buka Perpusnas Terbaru

Berikut ini penyesuaian jam layanan Perpusnas RI yang berlaku mulai Senin, 10 Februari 2025:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Senin-Kamis: 08.00-16.00 WIB
  • Jumat: 08.00-16.30 WIB
  • Sabtu: 09.00 - 15.00 WIB

Seperti diketahui, berbagai kementerian dan lembaga Pemerintah kini sedang melakukan efisiensi anggaran sebagai implementasi surat edaran S-37/MK.02/2025 yang menindaklanjuti instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.

Melalui instruksi tersebut, Presiden Prabowo berencana menghemat secara besar-besaran untuk anggaran negara tahun ini hingga Rp 306,69 triliun. Sekitar Rp 256,1 triliun di antaranya akan dipangkas melalui belanja kementerian dan lembaga.

ADVERTISEMENT

Terdapat sekitar 16 pos anggaran yang harus dihemat oleh kementerian dan lembaga. Jika dirinci seperti ini daftarnya, seperti dikutip dari detikFinance.

  1. Alat tulis kantor (ATK): 90%
  2. Percetakan dan souvenir: 75,9%
  3. Sewa gedung, kendaraan, dan peralatan: 73,3%
  4. Belanja lainnya: 59,1%
  5. Kegiatan seremonial: 56,9%
  6. Perjalanan dinas: 53,9%
  7. Kajian dan analisis: 51,5%
  8. Jasa konsultan: 45,7%
  9. Rapat, seminar, dan sejenisnya: 45%
  10. Honor output kegiatan dan jasa profesi: 40%
  11. Infrastruktur: 34,3%
  12. Diklat dan bimbingan teknis (bimtek): 29%
  13. Peralatan dan mesin: 28%
  14. Lisensi aplikasi: 21,6%
  15. Bantuan pemerintah: 16,7%
  16. Pemeliharaan dan perawatan: 10,2%.

Seperti bisa diketahui melalui rincian di atas, pos belanja alat tulis kantor merupakan yang paling besar untuk dilakukan efisiensinya.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pernah mengatakan pos anggaran tersebut memang jadi sasaran efisiensi. Untuk alat tulis kantor, anggaran yang dihabiskan hingga Rp 44 triliun sendiri. Dasco menyebut anggaran sebesar itu kurang efisien dan perlu dihemat.

"Yang saya kemarin ikuti adalah pengeluaran ATK untuk seluruh kementerian dan lembaga ini jumlahnya Rp 44,4 triliun. Hanya belanja saya," ujar Dasco di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (7/1/2025) lalu.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads