Sering Tampil Saat Imlek, Begini Sejarah Masuknya Barongsai ke Indonesia

ADVERTISEMENT

Sering Tampil Saat Imlek, Begini Sejarah Masuknya Barongsai ke Indonesia

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 28 Jan 2025 10:00 WIB
Atraksi barongsai menghibur pengunjung di pusat perbelanjaan di Serpong Utara, Tengerang Selatan, Jumat (20/1/2023). Pertunjukan ini digelar untuk memeriahkan Imlek.
Atraksi barongsai memeriahkan perayaan Imlek 2023 di pusat perbelanjaan di Serpong, Tangerang. Barongsai yang kerap muncul saat perayaan Imlek ternyata sudah ada sejak zaman nenek moyang kuno. Begini sejarahnya.Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Siapa yang tidak tahu Barongsai? Kesenian khas masyarakat China ini selalu menarik perhatian karena wujudnya yang lucu dan pertunjukannya yang memukau.

Barongsai sendiri adalah kesenian asal China yang sudah ada sejak 4000 tahun yang lalu. Barongsai muncul di Indonesia sebagai bagian dari sejarah masuknya nenek moyang etnis China di Tanah Air.

Hingga saat ini Barongsai selalu memeriahkan perayaan Imlek atau Tahun Baru China. Bagaimana sejarah kemunculan Barongsai di Indonesia? Simak penjelasannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Munculnya Barongsai

Masuknya kebudayaan China berupa barongsai di Indonesia tak bisa lepas dari Kota Semarang. Hal ini salah satunya dijelaskan oleh Bintang Hanggoro Putra dalam publikasi ilmiahnya berjudul Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang (2009).

Diceritakan, dahulu Kota Semarang kedatangan armada Zheng He. Sekitar abad ke-15, Kaisar Zhu dari Dinasti Ming mengutus suatu armada raksasa untuk berkunjung ke Laut Selatan.

ADVERTISEMENT

Zheng He sebagai pemimpin armada dibantu oleh Wang Jinghong untuk melancarkan kunjungan. Di tengah pelayaran, Wang Jinghong mendadak sakit keras.

Oleh karena itu, pelayaran tertunda dan harus berhenti di pelabuhan Simongan Semarang. Mereka beristirahat di sebuah gua yang kemudian dijadikan sebagai tempat pengobatan Wang Jinghong.

Zheng He melanjutkan pelayaran sedangkan Wang Jinghong bersama 10 awak kapal masih beristirahat sembari menunggu fisiknya benar-benar sehat. Namun, seiring waktu, Wang Jinghong menjadi nyaman tinggal di Semarang.

Ia pun mengajak anak buahnya membangun rumah, membuka lahan, hingga menikah dengan orang pribumi. Wang Jinghong tak lupa terhadap Zheng He yang telah membawanya ke Semarang, sehingga membuat patung Zheng He untuk menghormatinya.

Patung Zheng He yang berada di gua Sam Po (kini klenteng Gedong Batu) yang kemudian dikunjungi banyak orang saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Waktu-waktu kunjungan ini juga diramaikan oleh kesenian Liong dan Samsi.

Klenteng Gedong Batu kemudian menciptakan tradisi arak-arakan patung disertai pertunjukkan Liong dan Samsi. Keberadaan dua kesenian Tionghoa tersebut diduga menjadi cikal bakal Barongsai di Indonesia.

Makna Barongsai bagi Masyarakat China

Barongsai sebenarnya memiliki istilah asli Samsi atau Say di negara-negara lain. Nama tersebut mempunyai arti 'yang dipercaya memberi lambang pembaruan dan keselamatan'.

Menurut Thio Hau Liep atau Heri Candra Irawan, pengurus perkumpulan barongsai Djien Hoo Tong (Dharma Hangga Taruna), kata barongsai dipakai di Indonesia. Asal katanya yaitu barongan atau barong, makhluk mitologi di tradisi Bali, dan Sai yang artinya China.

Kemiripan wajah barong dan barongsai yang bermata besar diduga memicu kelahiran nama barongsai di Indonesia, seperti dijelaskan Heri dalam Pecinan Semarang oleh Ananda Astrid Adrianne.

Ia menambahkan, Samsi merupakan salah satu karakter barongsai. Samsi memiliki tiga (sam) kaki. Ia konon kehilangan satu kaki saat menghindari kejaran penduduk di sekitar pegunungan.

Ada pula karakter Beisi. Bei sendiri artinya kuda. Maka, Beisi adalah singa berkaki kuda.

Barongsai juga dikenal sebagai Ki Lin atau Lung Ma. Singa China ini berasal dari masa Kaisar Hok Hie sekitar 4000 SM.

Kaisar Hok Hie dipercaya sebagai sosok yang menerima wahyu pertama berupa Sia Thian Pat Kwa (delapan ajaran mulia wahyu Tuhan) melalui Lung Ma.

Seni Barongsai juga berkaitan dengan cerita klasik Chin yakni Sam Kok (tiga kerajaan). Oleh karena itu, topeng Barongsai mempunyai tiga makna temperamen.

Pertama yakni Liu Pei, topeng warna kuning dengan bulu tengkuk putih. Kedua, Kwan Kong yang berwajah merah dengan bulu tengkuk hitam. Kemudian Zhang Fei, berwarna hitam atau biru berbulu tengkuk hitam dan bitu.

Topeng Barongsai di China yang asli digambarkan dengan bentuk telinga seperti kerang, alis seperti ikan dan pipi seperti ular. Topeng tersebut adalah gambaran binatang dewa Khong A Djong.




(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads