7 Hal yang Perlu Diketahui Ortu untuk Mendidik Remaja Perempuan, Sabar Ya Ayah-Bunda

ADVERTISEMENT

7 Hal yang Perlu Diketahui Ortu untuk Mendidik Remaja Perempuan, Sabar Ya Ayah-Bunda

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 18 Jan 2025 10:00 WIB
Asian happy family stay home in kitchen bake bakery and dance together. Fatherand mother spend free time with young little girl daughter make food, Kid enjoy parenting activity relationship in house.
Ilustrasi parenting remaja perempuan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis
Jakarta -

Masa pubertas memberikan dampak yang signifikan pada anak perempuan. Fase ini membawa perubahan suasana hati dan pengalaman baru.

Untuk anak perempuan, pubertas dimulai sekitar usia 11 tahun. Akibatnya, anak perempuan menjadi dewasa secara fisik antara usia 14 dan 16 tahun.

Perubahan Fisik hingga Mental Remaja Perempuan

Perkembangan fisik yang menyertai masa puber juga dapat memicu masalah citra tubuh dan harga diri. Oleh karena itu, remaja perempuan sering kali merasa tidak percaya diri selama masa pubertas karena bau badan, jerawat, dan/atau perubahan baru lainnya pada penampilan mereka. Selain itu, mereka juga dapat menjadi lebih murung, depresi, atau cemas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, otak remaja masih terus berkembang selama masa remaja, khususnya area otak yang bertanggung jawab atas penilaian dan pengambilan keputusan. Area ini, korteks prefrontal, belum sepenuhnya matang hingga pertengahan usia 20-an. Oleh karena itu, remaja perempuan lebih rentan terhadap perubahan impuls dan emosi.

Berusaha untuk mandiri adalah bagian yang tak terelakkan dari perkembangan remaja. Remaja perempuan belajar untuk bertanggung jawab, membentuk nilai-nilai mereka sendiri, dan mencari cara untuk membuat keputusan yang tepat bagi mereka.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, remaja perempuan mengekspresikan kemandirian melalui pilihan mode berpakaian mereka, musik yang didengarkan, teman untuk menghabiskan waktu bersama, serta aktivitas dan hobi yang dipilih. Dan pilihan yang mereka buat mungkin tidak sama dengan pilihan yang dibuat oleh orang tua mereka.

Oleh karena itu, mengasuh anak perempuan remaja perlu dibutuhkan keseimbangan antara menetapkan batasan dan membiarkan mereka untuk mencari jalan mereka sendiri, seperti dikatakan dalam Newport Academy.

Selain itu, orang tua perlu membiarkan anak perempuan remaja mengalami kegagalan. Dengan begitu, mereka akan belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan mengembangkan ketangguhan.

Ada beberapa tips bagi para orang tua yang memiliki anak perempuan remaja. menurut pengajar di Northwestern University, Marika Lindholm seperti dikutip dari Psychology Today, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik anak perempuan remaja.

Hal-hal Penting dalam Mendidik Remaja Perempuan

1. Ingat bahwa Sikap Egois Mereka Sementara

Remaja berada pada fase egois. Hal yang normal bagi mereka untuk fokus pada masalah dan keinginan mereka.

Lindholm menyarankan untuk tidak berharap remaja putri mereka tahu bahwa orang tuanya mungkin sedang mengalami hari yang berat atau lainnya.

"Jangan kaget melihat betapa egoisnya mereka. Ingatkan diri Anda bahwa hal itu normal dan bersifat sementara," ujar Lindholm.

2. Berhati-hatilah Saat Membicarakan Teman-teman Mereka

Selama masa remaja, anak perempuan mengalihkan fokus mereka dari keluarga ke kelompok pertemanan mereka dan pertemanan ini mungkin melakukan hal-hal yang tidak orang tua setujui. Lindholm menyarankan agar orang tua berhati-hati dalam berkomentar.

Jika anak-anak menceritakan hal ini kepada orang tua, cobalah untuk tidak bereaksi berlebihan atau meremehkan temannya.

"Tarik napas, dan berbahagialah karena dia membuka diri kepada Anda. Diskusikan masalahnya dengan tenang untuk menilai tingkat keparahannya. Apakah anak Anda sedang curhat, atau dia meminta bantuan Anda?," jelas Lindholm.

"Jika Anda menahan diri untuk tidak menghakimi dan mengkritik, Anda berdua akan lebih mungkin untuk membuat rencana ketika hal ini terjadi lagi. Anda tidak akan mau putri Anda menyesal datang kepada Anda, menutup diri, atau menutup diri sama sekali," lanjutnya.

3. Tegur Saat Berperilaku Buruk

Gadis remaja bisa berbuat hal-hal yang menyakitkan dan membuat marah. Daripada terlibat dalam pertengkaran atau membiarkan mereka memperkeruh suasana, Lindholm menyarankan untuk mengatakan, "Kamu tidak boleh bicara seperti itu kepada saya. Kita bicarakan hal ini lain kali saja."

Lindholm juga menyarankan untuk mempertimbangkan hukuman kecil, misalnya mengambil ponsel mereka selama sehari.

"Penting bagi mereka untuk belajar bahwa perilaku buruk memiliki konsekuensi," kata Lindholm .

"Lebih penting lagi bagi Anda untuk tetap tenang dan ingat bahwa anak remaja Anda adalah lautan hormon yang berkecamuk. Jangan menahannya atau memberi mereka perlakuan diam," imbuhnya.

Negosiasi dan percakapan selalu lebih baik daripada taktik menakut-nakuti, histeria, dan ultimatum, menurut Lindholm.

4. Jadilah Orang Dewasa

Remaja membutuhkan orang tua agar menjadi kompas moral dan bertanggung jawab.

"Ketika mereka mengetahui aturan kita - bahkan ketika mereka melanggarnya - mereka akan merasa aman. Buatlah mereka merasa aman dengan bersikap konsisten dan penuh kasih sayang, berwibawa, bukan otoriter," terang Lindholm.

5. Biarkan Mereka Belajar dari Kegagalan-kegagalan Kecil

Bagian terbesar dari membangun rasa harga diri dan ketahanan, menurut Lindholm, adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kemunduran.

"Biarkan anak Anda belajar dari situasi sulit dan menyadari bahwa dunia tidak akan berakhir jika ia mengacau. Menghadapi konsekuensi dan mengatasi tantangan adalah bagian dari menjadi orang dewasa yang tangguh," kata Lindholm.

Lindholm menilai terlalu banyak remaja yang tidak memiliki ketabahan untuk bertahan di perguruan tinggi karena campur tangan orang tua.

6. Dukung Putri Anda menjadi Orang yang Kritis

Media sosial, televisi, dan majalah kerap menjual pandangan yang salah tentang perempuan. Lindholm menyarankan agar orang tua meluangkan waktu untuk membantu remaja putrinya berpikir kritis tentang gambaran yang tidak realistis pada model dan bintang film.

"Beri tahu dia tentang semua upaya yang dilakukan untuk membuat wanita di media terlihat sempurna, seperti airbrushing dan operasi plastik. Saya juga ingin menunjukkan bahwa ada industri yang mendapatkan keuntungan jika dia merasa kurang menarik," ungkapnya.

Lindholm menegaskan pemikiran kritis yang sehat akan sangat membantu dalam menjaga harga diri para remaja putri dan meningkatkan kepercayaan diri akan siapa diri mereka, bukan siapa yang mereka pikir seharusnya.

7. Mengakui Perilaku Buruk Anda Sendiri

"Hanya orang suci yang dapat mengasuh seorang remaja tanpa mengalami saat-saat yang bikin malu. Jika Anda terpaksa berteriak, mempermalukan, atau menggunakan kekuasaan Anda, Anda tidak sendirian. Tapi Anda perlu mengakui perilaku buruk Anda dan melangkah maju," pesan Lindholm.

"Ambillah tanggung jawab dengan meminta maaf," lanjutnya.

Permintaan maaf akan sangat membantu dalam hal memberikan teladan dan membangun hubungan. Lindholm menyarankan orang tua untuk menunjukkan kepada remaja putrinya bahwa menjadi dewasa bukan berarti menjadi sempurna, tetapi mengakui kesalahan Anda dan menebusnya.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads