Ketika Badai Florence menerpa Carolina Utara dan Selatan Amerika Serikat pada September 2018, ancaman yang datang bukan hanya angin, hujan, dan banjir. Tetapi sekelompok ular yang merayap dan keluar dari persembunyian.
Jenis ular paling berbahaya dari sekelompok itu adalah ular mulut kapas atau ular cottonmouth yang terkenal berbisa. Ular ini kerap muncul di air banjir.
Ular Berbisa Asal Amerika Utara
Mengutip Animals How Stuff Works, ular cottonmouth (Agkistrodong piscivorus) adalah satu-satunya ular air berbisa di Amerika Utara. Nama cottonmouth didapatkan dari warna putih di dalam mulutnya seperti warna kapas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ular ini sangat terkenal dengan kemampuan bisanya dan memiliki banyak julukan. Seperti black moccasin, gaper, mangrove rattle, hingga water mamba.
Herpetologi dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam Carolina Utara, Jeff Beane menjelaskan cottonmouth termasuk ular yang akan menggigit saat terancam. Di kepala berbentuk segitiga, cottonmouth menggunakan organ peka panas untuk mendeteksi mangsanya.
Beane mengaku ia tidak tahu dari mana julukan "ular mokasin air" berasal. Ia menduga julukan itu berkaitan dengan kepercayaan bahwa ular berbisa meluncur dari semak-semak seperti seseorang yang kakinya terbungkus mokasin (sepatu datar).
Rupa Ular Cottonmouth
Ular Cottonmouth memiliki ukuran yang besar antara 0,6-1,2 meter. Kepalanya berbentuk segitiga besar dengan garis-garis melintang berwarna gelap di dekat setiap lubang hidungnya.
Moncongnya berwarna pucat dan memiliki rahang yang besar karena kelenjar racunnya. Hewan ini terdiri dari berbagai macam warna, dari dihiasi pita-pita berwarna kuning, hitam, dan cokelat.
Ujung ekor ular cottonmouth muda sering kali berwarna kuning. Bagian ini digunakan sebagai umpan untuk menarik mangsa. Sedangkan ular dewasa tak memilikinya, tubuhnya sepenuhnya berwarna hitam atau coklat.
Habitat Ular Cottonmouth
Para ahli taksonomi membagi ular cottonmouth menjadi dua subspesies yakni di wilayah barat dan timur. Ular di bagian timur menempati wilayah Alabama, Texas, dan Teluk Meksiko.
Telah dilakukan pengujian untuk mengetahui apa perbedaan varietas cottonmouth di barat dan timur Amerika Utara. Hasilnya keduanya adalah sama.
Subspesies lain justru diketahui hadir di wilayah kecil Florida utara dan rawa-rawa Georgia selatan. Varietas unik lainnya ditemukan di wilayah Ozark sekitar Sungai Missouri barat Amerika Serikat.
Habitat aslinya adalah di air tawar, rawa, dataran banjir sungai, dan lahan basah. Mereka cenderung tinggal di lingkungan sama dengan ular air lain yang tidak berbisa.
Sehingga masyarakat harus berhati-hati jika melihat reptil melata apa pun di rawa-rawa. Mereka biasanya keluar pada siang dan malam hari karena waktu ini adalah jam mereka mencari makanan.
Makanan Ular Cottonmouth
Ular cottonmouth cenderung memakan ikan, tetapi apa pun yang bisa masuk ke mulut besarnya. Termasuk kadal, ular, kura-kura, bayi buaya, dan burung.
Hewan ini bersifat ovovivipar dan mampu memberikan keturunan hingga 20 bayi. Ular ini memang umum ditemukan, tetapi perlu dilihat secara hati-hati.
Untuk membedakan ular ini dengan yang lain adalah dengan tatapan matanya. Jika seekor ular memiliki pupil bulat, itu bukan cottonmouth.
Karena ular ini memiliki mata kucing yang menjadi ciri khasnya.
Gejala Racun Ular Cottonmouth
Racun ular cottonmouth dapat membunuh manusia, meskipun kematian jarang terjadi. Beane mengatakan racun ini mencegah darah manusia membeku.
Saat hemotoksin menyebar, racun ini akan memecah sel darah yang menyebabkan pendarahan. Selain itu juga akan ada kerusakan jaringan dan otot hingga rasa sakit yang hebat di sekitar bebas gigitan.
Untungnya dunia medis saat ini sudah canggih. Jika digigit seseorang harus langsung mencari pertolongan medis dan mendapat anti bisa atau antiveneen seperti yang dianjurkan untuk gigitan ular apapun.
(det/nwy)