Kata "ok" kerap dipakai dalam percakapan sehari-hari untuk menyatakan sebuah persetujuan. Tapi tahukah detikers bila kata ini punya sejarah yang penuh perdebatan?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) "ok" terkait dengan kata "oke" yang memiliki makna kata untuk menyatakan setuju atau ya. Namun tidak dijelaskan kata ini memiliki kepanjangan atau tidak.
Smithsonian Magazine menjelaskan bila kata paling umum di seluruh dunia ini masih diperdebatkan asal-usulnya. Karena banyak pendapat yang mendasari kata "ok" dan kepanjangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja? Berikut penjelasannya dikutip detikEdu, Rabu (8/1/2024).
Perdebatan Asal-usul Kata "OK"
Teori tentang asal-usul kata "ok" dan makna aslinya sangat beragam. Orang Jerman mengira kata itu berasal dari singkatan Oberst Kommandant atau pangkat militer tinggi.
Sedangkan orang Prancis mengklaim kata itu berasal dari pelafalan Aux Cayes, sebuah kota pelabuhan yang ada di Haiti. Selanjutnya beberapa yang lain berasumsi bila "ok" adalah singkatan dari "open key", istilah yang dulunya berkaitan dengan telegraf.
Sangat banyak bukan?
Banyaknya perdebatan ini akhirnya mulai diselesaikan oleh Allen Walker Read, seorang sarjana sastra dari Universitas Columbia. Read melakukan studi tentang asal-usul kata "ok" pada pertengahan tahun 1960-an.
Ia secara sistematis membantah teori-teori sebelumnya. Menurutnya di tahun 1839, banyak negara sedang mengalami tren dalam penggunaan kata singkatan.
"Itu bisa disebut sebagai kegilaan," tulis Read dalam jurnal American Speech.
Penggunaan singkatan pertama kali dimulai oleh surat kabar Morning Post yang dipimpin oleh editor Charles Gordon Greene.
Morning Post menggunakan singkatan "SP" untuk "small potatoes" atau kentang kecil dan "KG" untuk "know go" yang kemudian diketahui salah eja yang disengaja dari "no go".
Kata "ok" juga pertama kali ditemukan Read di surat kabar Morning Post. Kala itu Greene menggunakannya sebagai singkatan untuk "oll korrect" sebuah plesetan dari makna "all correct" atau semua benar dalam sebuah artikel satir tentang praktik editorial Providence Journal.
Sejak saat itu, surat kabar terus menggunakan singkatan tersebut tetapi tidak digunakan secara luas. Hingga akhirnya terjadi momen satu tahun berikutnya.
Kala itu kata "ok" digunakan oleh para pendukung Presiden Amerika Serikat ke-8 Martin Van Buren. Kata itu merupakan singkatan dari "Old Kinderhook" sebuah julukkan untuk Martin Van Buren yang berdasarkan kampung halamannya di New York.
Para pendukung juga menggunakan ungkapan "Vote for OK" sebagai slogan kampanye dan mendirikan Klub OK untuk memengaruhi para pemilih.
Penelitian yang dilakukan Read melalui arsip surat kabar menunjukkan bagaimana tahap demi tahap kata "ok" disebarluaskan ke seluruh Amerika hingga dunia.
Tetapi tahun-tahun berikutnya beberapa cendekiawan kembali menentang kesimpulan Read. Salah satunya adalah Frank Greco dari Universitas Rockefeller.
Dalam jurnal American Speech tahun 1975, Greco menyatakan kata "ok" memang memiliki banyak asal-usul. Ia juga menyinggung ungkapan Skotlandia "och aye" yang berarti "oh, ya".
Kepanjangan Kata "OK"
Walaupun ditentang Greco, teori Read masih menjadi salah satu penjelasan paling meyakinkan tentang transformasi penggunaan kata "ok". Karena berdasarkan masa Morning Post kepanjangan kata OK adalah "oll korrect", ubahan dari "all correct".
Sesuai makna dan artinya, kata tersebut berupaya mengonfirmasi kebenaran atas apapun yang terjadi. Sifat bahasa yang dinamis kemudian membuat "ok" menjadi kata serbaguna dalam bahasa Inggris.
Banyak juga kata-kata lain yang digunakan untuk menggantikannya, tetapi tetap "ok" yang dipakai untuk mengisyaratkan kebenaran.
(det/nwk)