Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi cuaca menjelang tahun baru 2025 relatif aman dari cuaca ekstrem. Hal ini mengikuti tren cuaca ekstrem yang mengalami penurunan dalam beberapa minggu ke belakang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi cuaca saat ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya pola tekanan rendah di Laut Cina Selatan yang menghalangi aliran awan hujan dari Monsun Asia (angin monsun barat), seruakan dingin (cold surge), dan Cross Equatorial Northerly Surge (CENS) masuk ke wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang tidak aktif di wilayah Indonesia dan mulai mendinginnya anomali suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia turut mengurangi pembentukan awan lokal yang memicu hujan lebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dwikorita, kondisi ini memberi peluang bagi masyarakat untuk merayakan malam pergantian tahun dengan tenang. Namun masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi perubahan dinamika atmosfer.
"Meskipun kondisi malam pergantian tahun ini relatif aman dari cuaca ekstrem, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG. Perubahan atmosfer bisa saja terjadi, terutama di wilayah yang memiliki sejarah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," ujarnya dalam laman BMKG, dikutip Selasa (31/12/2024).
Januari Jadi Puncak Musim Hujan
Dwikorita juga menekankan jika awal Januari merupakan periode puncak musim hujan di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jawa, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua. Dengan kondisi cuaca yang dinamis, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
"Pergantian tahun adalah momen kebahagiaan, dan kami berharap masyarakat dapat menikmatinya dengan tenang. Namun, jangan lengah terhadap dinamika atmosfer yang bisa berubah, terutama setelah periode tahun baru," ungkapnya.
Modifikasi Cuaca pada Malam Tahun Baru
Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengungkapkan jika BMKG telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca dan masih terus disiagakan sebagai langkah mitigasi bencana hidrometeorologi dalam perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Modifikasi cuaca ini diadakan di wilayah-wilayah dengan potensi bencana tinggi, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Selain untuk mitigasi bencana, operasi ini juga mendukung aktivitas masyarakat selama periode libur Natal dan Tahun Baru," ujar Seto.
Perkiraan Cuaca Wilayah Indonesia Jelang Tahun Baru 2025
Kendati sudah dilakukan modifikasi cuaca, berikut wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan per 31 Desember 2024 - 1 Januari 2025:
Hujan dengan intensitas ringan: -
Hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi di wilayah: Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat
Hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi di wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Papua
Hujan dengan intensitas sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah: Bengkulu dan Sulawesi Selatan
Hujan dengan intensitas ekstrem: -
Wilayah dengan Curah Hujan Tinggi pada Januari 2025
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, pada Januari 2025, wilayah yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi adalah:
Sebagian Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Timur
Papua bagian tengah
Lampung
Sebagian besar Jawa
Kalimantan Selatan
Demikian prediksi cuaca jelang malam tahun baru 2025. Tetap waspada dan selamat merayakan pergantian tahun!
(nir/twu)