Spesies baru tanaman karnivora, kantong semar tropis Nepenthes pongoides ditemukan di utara Pulau Kalimantan, di kawasan Sabah, Malaysia. Warna kantong dan sulur berbulunya yang kecoklatan sekilas mirip warna rambut orang utan.
Berdasarkan ekspedisi ke lokasi penemuannya di Pegunungan Meliau, Sabah, peneliti dari Malaysia dan Australia menyimpulkan temuan mereka adalah salah satu kantong semar terbesar yang pernah ada. Kantongnya bisa menampung sekitar 1,6 liter air.
![]() |
Spesies Terancam Punah
Sayangnya, hanya 39 individu dewasa yang ditemukan di kawasan tersebut. Individu ini terbagi atas dua subpopulasi di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti menilainya berstatus sangat terancam punah berdasarkan kriteria Red List/Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Pertama, jumlahnya sangat sedikit, ukuran populasinya kecil, serta berisiko tinggi menjadi target perburuan liar yang tidak berkelanjutan dalam perdagangan hortikultura
Peneliti menjelaskan, spesies mikroendemik ini juga rentan bencana kebakaran hingga punah. Penemuan ini, menurut peneliti, menjadi pengingat akan pentingnya eksplorasi terarah di wilayah hutan belantara yang tersisa.
Dengan cara ini, manusia bisa mengungkap keanekaragaman hayati yang tersembunyi, mengurangi kesenjangan pengetahuan manusia terhadap taksonomi serta ekologi, untuk mencegah kepunahan dan hilangnya keanekaragaman hayati secara bersamaan.
Terfoto Sejak 2004, Tapi...
Nepenthes pongoides awalnya terekam dalam foto dokumentasi ekspedisi riset pada tahun 2004. Dari dua individu yang difoto, salah satunya dicetak dan masuk buku tentang pegunungan setempat pada 2006, tetapi ditulis sebagai N. stenophylla.
Gambar yang sama juga muncul di pamflet Gunung Silam pada 2010. Departemen Kehutanan Sabah juga menuliskannya sebagai N. stenophylla.
Sementara pada foto poster lain yang ditempel di Pusat Penemuan Hutan Hujan Sabah, gambar kantong semar orang utan ini ditulis dengan keterangan foto "N. burbidgea? [...] atau N. stenophylla?"
Foto tersebut kelak mengungkap ada salah identifikasi pada kantong semar endemik ini. Peneliti pun melaksanakan ekspedisi ke 'Situs 2' untuk menggali data populasi dan ekologi.
Peneliti kembali ke kawasan N. pongoides pada ekspedisi 2018. Foto dari Joseph Pirin dari Sabah Forestry Department dan rekannya, Jastin Kiek bantu menunjukkan bahwa spesies yang belum teridentifikasi itu merupakan kantong semar sangat besar yang langka, tetapi bukan N. burbidgeae.
Dugaan mereka bahwa spesies itu belum teridentifikasi ternyata benar. Salah identifikasi sebelumnya menurut peneliti bisa jadi karena bentuk kantongnya yang mirip dengan kantong semar lain dan bulu lebat (indumentum) yang mirip N. stenophylla muda.
Sementara itu, kecenderungan kantong semar N. pongoides untuk tumbuh di dekat tanah membuatnya cenderung tak terlihat mata manusia. Akibatnya, tumbuhan ini relatif tersembunyi di antara tumbuhan lain setinggi kaki di hutan.
Kendati demikian, bulu lebat dan besarnya membuat spesies baru kantong semar ini sangat unik. Hasil penelitian Alviana Damit dan rekan-rekan ini dipublikasi dalam jurnal Australian Journal of Botany terbitan CSIRO Publishing.
(twu/faz)