Serial kartun Upin & Ipin digemari anak-anak Indonesia hingga orang dewasa. Tidak hanya di Malaysia dan RI, popularitasnya pun sampai ke Singapura, Brunei, Thailand, Vietnam, Kamboja, Hong Kong, hingga Korea Selatan.
Kisah Upin dan Ipin pun sampai diteliti di berbagai perguruan tinggi. Simak temuannya di bawah ini.
Hidup dalam Keberagaman
Penelitian M Endy Saputro dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan, kartun Upin & Ipin menampilkan bagaimana warga di Kampung Durian Runtuh hidup bersama dalam keberagaman etnis. Di kampung pelosok ini, ada warga dengan etnis Melayu, India, dan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh etnis Melayu pada Upin & Ipin antara lain Upin, Ipin, Kak Ros, Opa, Tok Dalang, Cik Gu Jasmin, Abang Sally atau Saleh, Zul, Ijat, Fizi, dan Mail. Tokoh etnis China yakni Mei-Mei dan Ah Tong.
Tokoh seperti Ehsan menggambarkan etnis China-Melayu. Kemudian, tokoh etnis India di antaranya yakni Jarjit, Raju, dan Uncle Muthu.
Toleransi Lintas Agama
Pesan toleransi lintas agama di antaranya dimunculkan pada adegan Upin dan Ipin bersilaturahmi di Hari Raya Idul Fitri. Raju yang seorang anak pemeluk Hindu juga ikut berkeliling.
Pada episode tentang bulan puasa Ramadan, tokoh-tokoh yang muslim memaknai puasa sebagai ibadah penghasil pahala. Mei-Mei, yang nonmuslim, turut merasakan kesenangan pada Ramadan lewat sajian kue dan lainnya, seperti dijelaskan Endy dalam "Upin & Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur, dan Dekomidifikasi" di jurnal Kontekstualita, 2011.
Nilai Moral untuk Perkembangan Anak
Peneliti Hany Risdiany dan Triana Lestari dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mendapati kartun Upin & Ipin mempunyai nilai moral. Nilai-nilai meliputi rasa demokratis, keberanian, kerja sama, peduli dengan sesama, tolong-menolong, dan hormat-menghormati.
"Di sini banyak ditemukan nilai baik yang bisa dicontoh anak, termasuk permasalahan agama bagi anak, kepatuhan kepada orang tua dan mengenai persahabatan," tulis Hany dan Triana dalam jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2021.
Peneliti menilai kebiasaan menonton Upin & Ipin dapat membentuk moral anak. Sebab, apa yang anak saksikan akan menjadi memori di ingatan dan motivasi untuk meniru (mengimitasi) tingkah laku tokoh.
"Oleh karenanya nilai moral yang beragam dan ada pada film kartun Upin dan Ipin, membuatnya bisa dipergunakan menjadi sarana guna menanamkan nilai moral pada anak-anak," imbuhnya.
Empati dan Kreativitas
Penelitian Celfin Reindira Alfiani dan Ari Ambarwati dari Universitas Islam Malang menyorot serial kartun seperti Upin & Ipin, Masha and The Bear, serta Pada Zaman Dahulu mengangkat tokoh-tokoh tanpa ayah (fatherless) atau yatim. Mereka digambarkan memiliki kepekaan sosial, mandiri, dan resilien (tahan banting) dalam menghadapi masalah tanpa sosok ayah.
Lewat episode-episode kartun ini, penonton diajak belajar berempati dan kreatif menghadapi hidup seperti yang ditampilkan Upin dan Ipin maupun Masha.
"Ketiga serial kartun bertema fatherless mampu membentuk karakter dengan kreativitas dan empati yang tinggi, sehingga mampu menggugah penonton untuk mengembangkan kreativitas dan empati dalam kehidupan sehari-hari," tulisnya dalam jurnal Edutec, dipublikasi Maret 2024.
(twu/pal)