Mendikdasmen Wanti-wanti Ortu Didik Anak agar Tak Kecanduan Gadget

ADVERTISEMENT

Mendikdasmen Wanti-wanti Ortu Didik Anak agar Tak Kecanduan Gadget

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 19 Des 2024 18:00 WIB
Mendikdasmen, Abdul Muti
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti. Foto: YouTube PAUD Pedia
Jakarta -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan peran orang tua dalam mengembangkan potensi anak di usia dini. Ia mengingatkan agar orang tua mencegah anak kecanduan bermain gadget.

"Penggunaan gadget yang berlebihan tidak hanya merusak fisik terutama adalah otak anak-anak yang mudah terpengaruh oleh gelombang elektromagnetik," kata Mu'ti dalam acara peluncuran Risalah Kebijakan Transisi PAUD ke SD di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat Kamis (19/12/2024).

Menurut Mu'ti masa 0-5 tahun harus diisi lebih banyak oleh kegiatan yang bisa menstimulasi kognitif dan motorik mereka. Pasalnya, usia tersebut baik untuk perkembangan mental hingga emosional anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak penelitian yang menunjukkan betapa anak-anak yang memiliki pengalaman belajar di PAUD baik PAUD formal di taman kanak-kanak (TK), maupun PAUD non formal di kelompok lain bahkan penitipan anak memiliki kemampuan dan juga ketahanan mental, intelektual dan sosial yang lebih tinggi untuk mereka sukses di jenjang yang ada di atasnya," ungkapnya.

Gadget Membuat Anak Malas

Mu'ti mengkhawatirkan jika anak terlalu terpapar gadget dapat membuat dirinya malas gerak (mager). Hal ini juga akan menghambat kemampuan anak dalam bersosial.

ADVERTISEMENT

"Juga pada aktivitas fisik yang kemudian berkurang sejak kecil, sejak kecil anak-anak sudah mager atau malas gerak, mereka sudah tidak mau bergaul dengan teman-teman sebaya, tidak juga mengenal nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat," kata Mu'ti.

Orang tua diharapkan dapat menggunakan metode mengajari anak yang tepat. Begitu juga media pembelajaran harus dipilih secara tepat.

"Tidak jarang karena alasan-alasan yang bersifat pragmatis dan mungkin karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan banyak orang tua yang kemudian orang tua yang memberikan permainan yang tidak edukatif," katanya.

Tekankan Parenting Orang Tua

Selain lewat program wajib belajar 13 tahun yang dimulai sejak jenjang PAUD atau TK, Mu'ti menekankan kepada orang tua agar ikut mendukung realisasinya. Selain di sekolah, anak juga harus mendapatkan pelajaran dari orang tua.

"Sesungguhnya pendidikan itu bermula dari keluarga terutama adalah peran para ibu dalam pendidikan di keluarga itu," katanya.

Mu'ti mengatakan keluarga menjadi fondasi penting dalam memberikan pendidikan kepada anak. Anak yang ceria, maka jiwa optimismenya juga akan baik.

"Yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan dalam keluarga yang ini juga jadi fondasi penting dalam kita membangun generasi yang memiliki keceriaan, memiliki optimisme, dan tentu tumbuh kembang yang baik dan sehat," tuturnya.

Dengan parenting yang tepat, maka Mu'ti yakin tidak akan ada lagi kasus kekerasan atau semacamnya terjadi. Ia berharap keluarga bisa memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak sepenuhnya.

"Persoalan parenting itu juga dapat jadi persoalan yang sangat perlu mendapatkan perhatian karena kita sekarang kalau membaca berita di media banyak hal yang kita harus kita lakukan bersama-sama karena kekerasan itu kadang terjadi dan dialami anak-anak dan pelaku itu tidak jarang adalah mereka yang harusnya mengasuh anak-anak itu," jelas Mu'ti.




(cyu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads