Panas Tubuh Bisa Hidupkan Alat Elektronik, Jadi Alternatif Pengganti Baterai

ADVERTISEMENT

Panas Tubuh Bisa Hidupkan Alat Elektronik, Jadi Alternatif Pengganti Baterai

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 16 Des 2024 11:30 WIB
Close-up hand holding on thermometer for checking patient.
Foto: iStock/Ilustrasi Termometer
Jakarta -

Tim peneliti mengembangkan pengganti baterai berupa lapisan film tipis dan fleksibel. Film ini bisa menyimpan daya dari panas tubuh manusia.

Salah satu peneliti dari Queensland University of Technology, Profesor Zhi-Gang Chen, mengatakan hasil penelitian mereka tersebut merupakan terobosan dalam menciptakan teknologi termoelektrik fleksibel yang dapat mengubah panas tubuh menjadi daya.

Panas tubuh sebagai sumber energi berkelanjutan, dapat digunakan untuk menghidupkan perangkat elektronik yang dapat dikenakan dengan mengintegrasikan lapisan film tersebut ke desainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perangkat termoelektrik yang fleksibel dapat dikenakan dengan nyaman di kulit, yang secara efektif mengubah perbedaan suhu antara tubuh manusia dan udara di sekitarnya menjadi listrik," kata Chen, dikutip dari laman resmi Queensland University of Technology.

Bisa untuk Mendinginkan Chip Elektronik

Ia menyatakan teknologi ini juga bisa dipakai untuk mendinginkan chip elektronik. Hal ini karena bentuknya yang sangat tipis, film bisa dimasukkan ke smartphone dan laptop untuk mendinginkan chip elektronik di dalamnya agar bekerja lebih efisien.

ADVERTISEMENT

"Penerapan potensial lainnya mulai dari manajemen suhu pribadi. Panas tubuh bisa memberi daya pada sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara yang dipakaikan ke tubuh," ucapnya.

Penghematan Biaya

Chen mengatakan, upaya sejenis telah dilakukan untuk menghasilkan teknologi bertenaga panas tubuh. Namun, materialnya kurang fleksibel, produksinya rumit, kinerjanya kurang memadai, dan biayanya tinggi. Akibatnya, ciptaan sebelumnya sulit dikomersilkan.

Untuk menghasilkan ciptaan mereka, Chen dan rekan-rekan berfokus meneliti termoelektrik berbasis "bismut telurida". Bahan ini adalah semikonduktor dan bahan termoelektrik yang baik, dapat mengubah panas menjadi listrik.

Penggunaannya dapat diterapkan di alat-alat berdaya rendah, seperti monitor detak jantung, monitor suhu, dan monitor gerakan.

Peneliti kemudian membuat film termoelektrik hemat biaya dengan kristal kecil yang disebut pengikat nano. Film ini diproduksi menjadi lembaran bismut telurida seukuran A4 yang fleksibel dan efisien.

Dalan produksinya, tim peneliti menggunakan sintesis solvotermal, yaitu teknik membentuk nanokristal di bawah suhu dan tekanan tinggi. Teknik ini digabungkan dengan tahap sablon dan sintering (frittage).

Metode sablon memungkinkan film termoelektrik tersebut diproduksi dalam skala besar. Sedangkan sintering memungkinkan film dipanaskan sampai mendekati titik leleh, tapi tidak meleleh, sehingga partikel-partikelnya terikat jadi satu.

Penerapan pada Bahan Lain

Peneliti Wenyi Chen menerangkan bahwa teknik mereka juga bisa diterapkan ke sistem lain. Contohnya seperti termoelektrik berbasis perak selenida. Opsi ini menurutnya bisa lebih murah dan lebih berkelanjutan daripada bahan tradisional.

"Fleksibilitas bahan ini menunjukkan berbagai kemungkinan penerapan metode ini dapat memajukan teknologi termoelektrik fleksibel," ucapnya.

Sebagai informasi, hasil studi Wenyi Chen dan rekan-rekan ini telah dipublikasi di jurnal Science, Kamis (12/12/2024).




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads