Bagaimana Punggungan Dasar Laut Terbentuk?

ADVERTISEMENT

Bagaimana Punggungan Dasar Laut Terbentuk?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 08 Des 2024 07:00 WIB
Residents watch the waves during a breaking swell in Saint-Leu, in the south of the French island of Reunion, Indian Ocean, on June 29, 2022, after a wave-submergence alert was declared. (Photo by Richard BOUHET / AFP) (Photo by RICHARD BOUHET/AFP via Getty Images)
Samudra Hindia/Foto: AFP via Getty Images/RICHARD BOUHET
Jakarta -

Ninetyeast Ridge merupakan punggungan atau bukit yang terletak di dasar laut Samudra Hindia. Punggungan ini memiliki panjang sekitar 5.000 km.


Punggungan secara alami terbentuk karena aktivitas vulkanik yang terjadi jutaan tahun lalu akibat pergerakan lempeng di atas hotspot yang terletak di dasar laut.


Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hotspot di Ninetyeast Ridge ternyata tidak "berdiam" seperti yang selama ini diperkirakan. Melainkan dapat bergerak seiring waktu. Lantas, apa arti penemuan ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.

Titik Panas yang Bergerak

ADVERTISEMENT

Studi berjudul "Earth's longest preserved linear volcanic ridge generated by a moving Kerguelen hotspot," yang diterbitkan dalam Nature Communications, Vol. 15 pada November 2024 oleh Qiang Jiang dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa punggungan di Samudra Hindia dibentuk oleh "titik panas" yang bergerak.


Seorang ahli geosains dari Universitas Curtin di Australia, Hugo Olierook menerangkan bahwa titik panas yang bergerak diibaratkan seperti pulpen dengan ujung yang bergerak menyetorkan magma cair ke seluruh permukaan bumi hingga membentuk punggungan.


"Tidak seperti kebanyakan titik panas vulkanik yang tetap diam di mantel dan menciptakan jalur vulkanik saat lempeng tektonik bergerak di atasnya, penelitian ini menemukan bahwa titik panas yang bertanggung jawab atas Ninetyeast Ridge bergerak beberapa ratus kilometer di dalam mantel seiring waktu," jelas Olierook dikutip dari Science Alert.


"Pergerakan titik panas semacam ini diperkirakan umum terjadi. Tetapi sulit dibuktikan dan sebelumnya hanya terjadi di beberapa titik panas di Samudra Pasifik, menjadikannya kasus pertama yang terdokumentasi di Samudra Hindia," tambahnya.


Dalam studi ini, Olierook dan timnya menganalisis sampel basal atau gumpalan mantel yang diambil dari Ninetyeast Ridge yang terletak di Samudra Hindia.


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gumpalan mantel tersebut terbentuk ketika Lempeng Hindia mulai bergeser ke utara, membuka Samudra Hindia.


"Jika titik panas tetap berada di bawah Lempeng India selama pergerakan, maka punggungan akan bergerak ke utara dengan kecepatan yang sama dengan penyebaran dasar laut," ujar Olierook.


Para peneliti juga menggunakan penanggalan radioisotop untuk melihat kondisi antara 83 hingga 66 juta tahun lalu di wilayah tersebut. Mereka menemukan bahwa puncak punggungan terbentuk dengan laju sekitar setengah dari laju penyebaran dasar laut.


Sulit menjelaskan alasan pergerakan titik panas ini, tetapi para peneliti menduga bahwa gumpalan mantel terperangkap oleh punggungan Antartika-India yang bergerak ke utara. Sehingga material dari gumpalan tersebut terus mengalir dan meletus di sepanjang punggungan tersebut.




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads