Siswa di sekolah tidak hanya dididik untuk pintar secara akademik. Namun, juga pintar secara sosial dan emosional. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) perlu diajarkan kepada siswa sejak dini supaya mereka dapat memiliki kepintaran emosi dan sosial yang baik.
Dengan keterampilan ini, siswa dapat memahami dan mengelola perasaan mereka, serta berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Untuk lebih memahaminya, artikel ini akan membahas pengertian, refleksi, tujuan dan manfaat dari pembelajaran sosial dan emosi.
Apa itu Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) ?
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang berisi
keterampilan-keterampilan dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya. Selain itu PSE juga mengajarkan anak menjadi orang yang berkarakter baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Pendidik harus mampu menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga anak-anak dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks lingkungan dan dunia.
Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk membuat anak-anak, pendidik, dan tenaga kependidikan dapat memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terkait aspek sosial dan emosional.
Manfaat Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) memiliki banyak manfaat penting bagi siswa, berikut penjelasan yang telah dirangkum dari BPG Sulawesi Utara Kemendikbud:
1. Pengembangan Karakter dan Sosial
Pembelajaran ini dapat membantu siswa belajar berinteraksi dengan baik, berkomunikasi, dan membangun hubungan yang positif. Karena hal ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
2. Meningkatkan Empati
Selain itu pembelajaran ini juga mengajarkan siswa untuk memahami perasaan orang lain, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung. Selain itu dapat mengurangi diskriminasi dan mendorong rasa solidaritas.
3. Mengurangi Konflik
Dengan memiliki keterampilan regulasi emosi dan pemecahan masalah siswa mampu mengatasi konflik dengan cara yang damai. Selain itu, dapat mengurangi tindakan kekerasan, seperti bullying dan tawuran.
4. Memiliki Kesejahteraan Mental yang Lebih Baik
Manfaat selanjutnya dapat membantu siswa mengelola stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, siswa juga lebih tahan terhadap tekanan emosional dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.
(pal/pal)