Jepang adalah negara di Asia Timur yang dikenal dengan julukan "Negeri Matahari Terbit" atau "The Land of the Rising Sun". Namun, benarkah julukan ini muncul karena letak geografisnya?
Secara geografis, Jepang terletak di timur laut pantai Asia, di antara 30Β°LU-47Β°LU dan 124Β°BT-146Β°BT. Letaknya berada di wilayah paling timur dibanding negara-negara lain di Asia, berdekatan dengan Korea Selatan, Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia.
Karena letaknya yang paling timur, Matahari terbit terlebih dahulu di Jepang dibanding negara sebelahnya, terutama Tiongkok. Pada masa kekaisaran Tiongkok, banyak orang Tiongkok juga menyebut Jepang sebagai tempat Matahari terbit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, sejak lama Jepang telah memiliki nama lain "Nihon/Nippon", yang berarti "asal-usul Matahari". Dalam hal ini, artinya juga bisa berkembang menjadi "Negeri Matahari Terbit".
Sejarah Penamaan Nihon/Nippon
Sejarah mencatat bahwa Jepang telah menggunakan beberapa nama untuk mendefinisikan negaranya. Mulai dari "Oyashima", "Yamato", "Wakoku", hingga "Nihon". Namun, dari mana penamaan ini berasal?
Mengutip Japan Today, penamaan ini mulanya berasal dari sebutan negara lain untuk mendefinisikan Jepang. Meskipun Jepang sebenarnya sudah memiliki nama yang diambil dari teks-teks kuno, tetapi pada saat itu belum memiliki nama resmi untuk mendefinisikan negara di Samudra Pasifik tersebut.
Dalam teks kuno, masyarakat Jepang menyebut negara mereka dengan sangat puitis dan penuh pujian, seperti "Toyo Ashihara No Mizuho No Kuni" atau "Negeri Mizuho, Tanah Ashihara yang Subur". Mizuho secara harafiah berarti "padi yang diberkahi", sedangkan Ashihara mengacu pada "tanah dengan alang-alang yang subur".
Pada abad ke-7, para pemimpin politik Jepang mulai memikirkan penamaan resmi negara mereka, setelah banyaknya istilah-istilah yang digunakan negara lain untuk menyebut negara Jepang.
Istilah yang digunakan negara lain dinilai merugikan, karena banyak berisi hinaan terhadap masyarakat Jepang. Misalnya, Kekaisaran Tiongkok yang menggunakan kata "wa" dalam "wakoku" yang berarti "kurcaci" untuk mendefinisikan orang Jepang dan negaranya.
Akhirnya, pada 608 Masehi, Pangeran Shotoku dari Kekaisaran Jepang mengirim surat kepada Kaisar Tiongkok bernama Yong De Sui, yang bertuliskan "Putra Langit di negeri empat Matahari terbit menulis surat kepada Putra Langit di negeri tempat Matahari terbenam".
Penyebutan istilah "Nihon" atau "Nippon" yang merujuk pada negeri tempat Matahari terbit ini kemudian mulai digunakan oleh masyarakat Jepang sebagai nama resmi untuk mendefinisikan negara tersebut hingga saat ini.
Asal-Usul Julukan Negeri Matahari Terbit
Melansir, sebutan "Negeri Matahari Terbit" yang digunakan Pangeran Shotoku ini diduga berasal dari mitologi masyarakat Jepang. Dalam Shintoisme, Matahari dipercaya sebagai pusat dari kehidupan, dan tempat dewi matahari bernama Amaterasu.
Dewi Amaterasu dipercaya sebagai dewa tertinggi dan paling dihormati dalam kepercayaan Shinto. Dalam hal ini, Kaisar Jepang dan keturunannya dianggap sebagai keturunan langsung dari dewi Amaterasu, termasuk Pangeran Shotoku.
Selain itu, Matahari juga sering dikaitkan dengan sosok Sakyamuni atau Sidharta Gautama yang menjadi cikal bakal kepercayaan Buddha. Sakyamuni dipercaya berubah menjadi sosok yang mulia dan bercahaya seperti Matahari.
Dengan demikian, dua kepercayaan terbesar masyarakat Jepang ini kemudian memengaruhi penamaan "Nihon/Nippon" atau "Negeri Matahari Terbit", sebagaimana dikutip dari Japan Experience.
Julukan tersebut masih digunakan sampai saat ini, bahkan simbol Matahari digunakan sebagai bendera resmi Jepang atau yang disebut "Hi No Maru" (Bendera Cakram Matahari).
Nah, sekarang detikers sudah tahu kan asal-usul julukan "Negeri Matahari Terbit"?
(faz/faz)